Innalillahi wa innna ilaaihi rajiun. Kabar duka kembali menerpa bangsa Indonesia dan umat Islam. Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan era Presiden Soeharto, dan Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Prof Tutty Alawiyah meninggal dunia, Rabu 4 Mei 2016.
Setelah sebelumnya beredar pesan berantai tentang hoxnya kematian Tutty, kini kabar tersebut diverifikasi kebenarannya oleh keluarga almarhumah.
”Mohon keikhlasan doanya untuk almarhumah ibunda kami,” tutur Syifa Fauziyah, salah satu putri almarhumah, Rabu 4 Mei 2016 sebagaimana dikutip dari Republika.
Kabar meninggalnya Tutty juga disampaikan oleh Ketua DKPP Jimly Asshidiqie lewat akun twitter miliknya @JimlyAs.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Tlah brplang ke rahmatullah ibu Tutty Alawiyah AS baru saja. Mohon doa utk almh. Alfatihah,” tulis Jimly, sekitar pukul 07.40 WIB.
Tutty menghembuskan nafas terakhir di usia 74 tahun pukul 07.15 WIB setelah sebelumnya dirawat. Saat ini jenazah Tutty masih berada di RS MMC.
Tutty Alawiyah dilahirkan di Jakarta tanggal 30 Maret 1942 dan sekarang sudah berusia 74 tahun. Tutty lulusan IAIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan.
Tuty Alawiyah merupakan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1998-1999) dalam Kabinet Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan. Tutty juga dikenal sebagai seorang ustazah yang mengkoordinir ribuan ibu-ibu majelis taklim di Jabodetabek.
Beberapa kiprah Tutty diantaranya, membangun Pesantren Putra-Putri dan Yatim, Pesantren Tinggi Darul Agama, Sekolah Tinggi Wiraswasta, serta Universitas Islam Syafi’iyah. Dalam dunia politik, ia juga punya nama. Dia pun sempat masuk bursa calon presiden lewat konvensi Partai Golkar.
Di dunia internasional April 2003 yang lalu, Tutty ditunjuk sebagai Ketua International Moslem Women Union (IMWU) untuk Indonesia menggelar kongres organisasi internasional ini di Jakarta. Kongres yang melibatkan wakil perempuan dari 87 negara ini membahas isu seputar pemberdayaan wanita dan peran wanita dalam perdamaian dunia.
Kiprah Tutty di dunia Internasional yang paling fenomenal adalah ketika dia turut menandatangani The Amman Message atau deklarasi hasil konferansi ulama sedunia Islam yang diterbitkan pada 9 November 2004 oleh Raja Abdullah II bin Al-Hussein di Kota Amman, Yordania.
Salah satu keputusan The Amman Message adalah pengakuan terhadap keabsahan kedelapan mazhab Sunni, Syiah dan Ibadhi Islam, teologi Islam tradisional (Ash’arisme), Mistisisme Islam (Sufisme), dan pemikiran Salafi sejati.
(Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email