Pesan Rahbar

Home » » Polri Selidiki Video ISIS Latih Anak-anak Indonesia dan Bakar Paspor

Polri Selidiki Video ISIS Latih Anak-anak Indonesia dan Bakar Paspor

Written By Unknown on Friday 20 May 2016 | 20:32:00

Video itu menunjukkan anak-anak berlatih senjata bersama orang dewasa yang diduga pendukung ISIS. (Foto: Video Press)

Kepolisian menyatakan akan menyelidiki video propaganda kelompok teroris ISIS yang melibatkan anak-anak Indonesia berlatih menggunakan senjata dan membakar paspor.

Kepala Divisi Humas Polri Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya akan mengerahkan tim cyber untuk melacak identitas anak-anak dan orang dewasa dalam video tersebut, termasuk dua orang Indonesia yang disebut Abu Nashir Indunisiy dan Abu Faiz Indunisiy.

Menurut Boy, unit cyber crime Polri tengah mencermati dan mengusut siapa yang berada di balik pembuatan dan penyebaran video yang diduga kuat dibuat di Suriah itu. Tim tersebut juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memblokir video yang dimaksud.

“Butuh kecerdasan kita semua untuk mengambil mana konten informasi yg bermanfaat atau tidak. Apabila ada pihak-pihak yang dengan sengaja melakukan share info (video ini) sebenarnya bertentangan dengan hukum,”kata Boy.

Boy mengakui pihaknya kesulitan menjangkau anak-anak dalam video itu jika mereka berada di luar Indonesia.

“Kita akan pelajari dulu, mencari tahu … karena bisa saja di luar Indonesia. Kalau tidak di Indonesia ya tentunya ada kendala untuk mencari tahu lebih detail ya,” ujarnya kepada BBC Indonesia.

Meskipun dalam video itu diperlihatkan anak-anak membakar paspor sebagai tanda ‘melepaskan diri’ dari kewarganegaraan Indonesia dan Malaysia, belum dapat dipastikan apakah video dibuat di luar negeri.

“Kalau hanya melalui digital forensic atau dengan mendatangkan ahli mungkin kita tahu bahwa itu di luar negeri,” kata Boy.

Melansir dari Rapller, pejabat Bidang Konsuler KBRI Damaskus, A. M. Sidqi mengaku telah menonton video tersebut. Tetapi, menurutnya ada hal yang aneh dalam video itu. Sempat tampak adegan seorang anak kecil membakar dan menembak puluhan paspor Indonesia. Di video itu sebagian kecil paspor Malaysia ikut dibakar.

“Kalau mereka telah membakar paspor secara sengaja, maka artinya mereka bukan lagi Warga Negara Indonesia (WNI),” kata Sidqi Kamis, 19 Mei 2016.

Dengan demikian, mereka bukan lagi menjadi tanggung jawab Pemerintah Indonesia. Meski demikian, bila suatu saat anak-anak ini mencoba kembali ke tanah air, diperlukan antisipasi khusus.

Sidqi juga mengatakan kalau anak-anak dapat dipastikan masuk ke Suriah melalui jalur ilegal. “Prosedur visa dan screening Pemerintah Suriah sangat ketat, sehingga jika diketahui niatnya datang untuk bergabung dengan kelompok tertentu, maka tidak akan diizinkan masuk,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi dan Humas Kominfo Ismail Cawidu mengungkapkan, pihaknya telah mengirim surat kepada tim Youtube untuk segera menutup video tersebut.

“Video yg kominfo minta diblokir ada 2 link masing2 berdurasi 15 menit dan 2 menit,” katanya melalui pesan singkatnya, Kamis 19 Mei 2016.

Lalu, dari mana mereka masuk ke Suriah? Kemungkinan besar, ujar Sidqi, mereka masuk lewat negara ketiga atau negara lain yang berbatasan langsung dengan Suriah. Dalam beberapa kasus, WNI tertangkap ketika akan memasuki Suriah melalui Turki.

Hal ini dibenarkan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Imigrasi Heru Santoso. “Kami hanya tahu perjalanan seseorang kalau ada cap di paspornya,” kata dia saat dihubungi Rappler.

Menurut Heru, imigrasi tak bisa mengetahui tujuan akhir perjalanan seseorang kecuali yang tertera di tiket penerbangan.

Terkait kelanjutan nasib anak-anak ini, Heru mengatakan pemerintah tak bisa melakukan apa-apa. “Kan itu tidak dilakukan di negara ini,” kata dia.

Namun, upaya deteksi bisa dilakukan dengan menggandeng KBRI di wilayah lain yang lokasinya berdekatan dengan Suriah. Namun tak menjamin akan ada perubahan.

“Kami juga masih belum tahu apa benar mereka warga Indonesia. Kalau suara kan bisa di-dubbing,” kata dia.

Cawidu mengatakan ia akan berkoordinasi dengan tim Trust+, penyaring konten internet andalan Kemenkominfo. “Sama halnya dengan video-video radikal sebelumnya… Kita proses untuk ditindaklanjuti. Bahkan website yang memuat itu juga kita proses untuk diblokir. Tapi memang melalui sebuah sistem penataan dan tata kelola karena di sini kan ada panel pemblokiran,” kata Ismail.

Sampai pukul 22.58 WIB hari Kamis 19 Mei 2016, video itu masih dapat diakses melalui Youtube.

Seperti diketahui, belakangan ini beredar video tentang anak-anak Indonesia sedang latihan perang. Video berjudul The Generation of Epic Battles – Wilāyat al-Barakah itu beredar di internet melalui portal berita dan media sosial.

Namun tidak diketahui siapa yang pertama kali mengunggahnya, di mana video itu dibuat, maupun motif di balik itu.

Mereka dilatih untuk menjadi pejuang ISIS. Di dalam video itu, beberapa anak dan seorang pria dewasa terlihat fasih berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. Anak-anak diajari kemampuan berperang, salah satunya menembak.

Melansir dari BBC Indonesia, dalam video, tampak belasan anak dan orang dewasa yang mengenakan baju loreng tengah memegang paspor Indonesia dan Malaysia.

Terlihat bendera ISIS di pojok kanan video. Sebelum mereka membakar paspor-paspor itu, laki-laki yang disebut “Abu Thalha Malizi” berseru lantang dengan logat melayu.

“Kepada penguasa-penguasa tiran, kepada penguasa-penguasa thogut, yang berada di bumi Nusantara khasnya di Indonesia dan Malaysia.

Ketahuilah bahwasanya kami bukan lagi warga negara kamu, dan kami melepas diri daripada kamu … ini adalah tanda pembebasan kami dari kamu wahai pemimpin-pemimpin thogut.”

Anak-anak itu juga diperlihatkan sedang dididik untuk melawan thogut, yakni julukan bagi pemerintahan yang tidak menganut syariat Islam.

“Wahai para thogut, kami persiapkan ini semua untuk menghancurkan kalian … karena kalian telah mengubah-ubah hukum Allah,” kata seorang anak.

(Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: