Pesan Rahbar

Home » » Wapres Minta NU Ekspor Islam Nusantara ke Timur Tengah

Wapres Minta NU Ekspor Islam Nusantara ke Timur Tengah

Written By Unknown on Wednesday, 4 May 2016 | 20:47:00

Ketua PBNU Said Aqil Siradj bertemu Wapres Jusuf Kalla (Foto: VIVA.co.id)

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengaku Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Nahdlatul Ulama ‘mengekspor’ konsep Islam Nusantara ke Timur Tengah.

Menurut Said yang mengutip pernyataan JK, bahwa Islam Nusantara dianggap berhasil memadukan ajaran Islam dan nilai-nilai budaya lokal di Indonesia.

“Tadi Pak Wapres menekankan bagaimana agar kami bisa mengekspor gagasan Islam Nusantara itu,” Said Aqil Siradj seusai bertemu Wapres di Jakarta, Rabu 27 April 2016.

Menurut dia, konsep Islam Nusantara sudah mulai menyita perhatian publik di berbagai belahan dunia. “Bahkan, menteri dan beberapa ulama dari Maroko sudah tidak sabar ingin mendengarkan pidato saya tentang Islam Nusantara di acara ISOMIL nanti,” ujarnya dengan menambahkan bahwa Wapres akan menghadiri acara penutupan “International Summit of Moderate Islamic Leader” di Jakarta pada 11 Mei 2016.

Said mengemukakan bahwa Islam Nusantara lebih humanis dan antikekerasan berbeda dengan Islam yang berkembang di Timur Tengah. “Kami mendukung pemerintah yang berpihak pada ajaran Islam yang ramah dan damai,” ujarnya.

Hal ini bertolak belakang dengan Islam ala Timur Tengah yang dinilai wapres kaku. mengaku melihat langsung bagaimana kakunya sikap para pemipin negara Islam saat bertemu dalam satu forum, khususnya Raja Arab Saudi dengan Presiden Iran. Saat berada dalam satu ruangan, menurut JK, tak ada jabat tangan antara Raja Salman dengan Hassan Rouhani (Presiden Iran).

Padahal keduanya berjabat tangan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang bukan seorang muslim. “Seperti anak kecil, padahal mereka dengan Obama bersalaman. Ini semua jauh dari Islam yang ramah,” kata Said.

Islam menurutnya membawa hidayah dan petunjuk bagi seluruh umat, bukan malah dijadikan alat untuk legitimasi kekerasan apalagi aksi teror. Oleh sebab itulah, gagasan Islam Nusantara yang selama ini diusung oleh NU harus dibawa dan disampaikan di ISOMIL 2016, Mei mendatang.

“Kami ingin menyamakan persepsi dan sikap bahwa Islam itu antiradikalisme, antikekerasan, bahkan antiterorisme,” ujar Said.

Islam Nusantara disebut sebagai Islam yang khas ala Indonesia, gabungan nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal, budaya, dan adat istiadat di tanah air.

Dalam keterangan resminya, NU menyebut Islam Nusantara adalah karakter yang menunjukkan adanya kearifan lokal yang tidak melanggar ajaran Islam. Islam Nusantara justru menyinergikan ajaran Islam dengan adat istiadat lokal yang banyak tersebar di wilayah Indonesia.

Kehadiran Islam tidak untuk merusak atau menantang tradisi yang ada. Sebaliknya, Islam datang untuk memperkaya dan mengislamkan tradisi dan budaya yang ada secara bertahap.

(Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: