Pesan Rahbar

Home » » Fadhilah dan Keutamaan Ayat-ayat Al-Qur'an Untuk Imam Ali As

Fadhilah dan Keutamaan Ayat-ayat Al-Qur'an Untuk Imam Ali As

Written By Unknown on Friday 14 August 2015 | 06:28:00



Ayat Al-Quran Ayat-ayat yang turun berkaitan dengan keutamaan Imam Ali As sangat banyak sedemikian sehingga Ibnu Abbas meriwayatkan sebanyak 300 ayat berkenaan dengan beliau. [122] Pada kesempatan ini kami hanya akan menyebutkan beberapa saja dari ayat-ayat yang dimaksud:

Ayat Mubāhalah.
 
فَمَنْ حَاجَّكَ فيهِ مِنْ بَعْدِ ما جاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعالَوْا نَدْعُ أَبْناءَنا وَ أَبْناءَكُمْ وَ نِساءَنا وَ نِساءَكُمْ وَ أَنْفُسَنا وَ أَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللهِ عَلَى الْكاذِبينَ

“Katakanlah (kepada mereka):" Marilah kita memanggil anak- anak kami dan anak- anak kamu, istri- istri kami dan istri- istri kamu, diri kami dan diri kamu; ; kemudian marilah kita bermubahalah, kemudian kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang- orang yang dusta.” [123]

Hari Mubāhalah terjadi pada tahun ke 10 H ketika antara kaum Muslimin dan Nasrani Najran saling mengutuk sehingga Allah Swt akan mengazab siapa di antara mereka yang berbohong. Demi maksud ini, Rasulullah Saw membawa Ali As, Fatimah Sa, Hasan As dan Husain As ke padang sahara. Nasrani Najran dengan menyaksikan bahwa Rasulullah Saw hanya membawa orang-orang terdekatnya langsung ketakutan dan menerima untuk membayar jizyah. [124]
 

Ayat Tathir.
 

إِنَّما يُريدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَ يُطَهِّرَكُمْ تَطْهيراً

“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan menyucikan kamu sesuci-sucinya.” [125]

Menurut pendapat ulama Syiah, ayat ini turun di rumah Ummu Salamah, salah seorang istri Nabi Muhammad Saw. Pada saat itu, Ali As, Fatimah Sa, Hasan As dan Husain As juga ada di rumah Ummu Salamah. Setelah turunnya ayat tathir, Rasullullah Saw mengambil kain yang digunakan sebagai alas untuk duduk, untuk kemudian meletakkan kain itu diatas ahli kisa yaitu, Nabi Muhammad Saw sendiri, Ali As, Fatimah Sa, Hasan As dan Husain As. Kemudian Nabi Muhammad Saw mengangkat tangannya ke arah langit dan berdoa, “Ya Allah, 4 orang ini adalah Ahlulbaitku, sucikanlah mereka dari segala dosa dan noda.” [126]



Ayat Mawaddah.
قُلْ لا أَسْئَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْراً إِلاَّ الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبى

“Katakanlah (Wahai Rasulullah):"bahwa aku tidak meminta upah apapun dari kalian (atas risalah yang dibawa), kecuali kecintaan terhadap kerabatku.” [127]

Ibnu Abbas berkata, “Ketika ayat ini turun, aku bertanya kepada Rasulullah Saw siapakah yang dimaksud dengan kerabatku?” Rasulullah Saw menjawab, “Ali As, Fatimah. Hasan As dan Husain As. Rasulullah pun mengulang perkataan ini sebanyak tiga kali. [128]

 
Orang yang Pertama Masuk Islam.
Telah masyhur dalam literatur hadis bahkan telah sampai pada derajat mutawatir disebutkan bahwa Ali As adalah orang yang pertama kali masuk Islam. [129] Sebagaimana yang diisyaratkan oleh Nabi Muhammad Saw, “Orang yang pertama kali akan bertemu denganku di antara kalian di telaga Kautsar adalah Ali.” [130] Nabi Muhammad Saw juga bersabda kepada putrinya, Sayidah Zahra Sa, “Apakah engkau tidak akan menerima seseorang diantara umatku bahwa diantara semua orang yang paling awal memeluk Islam adalah orang yang paling pintar dan paling sabar diantara mereka? [131]

 
Lailatul al-Mabit.
Setelah kaum Quraisy mengganggu dan mengintimidasi kaum Muslimin, Nabi Muhammad Saw memerintahkan kepada pengikutnya untuk berhijrah ke Madinah. Oleh itu pengikut Nabi pun melakukan hijrah ke Madinah dalam beberapa tahapan. [132] Setelah pembesar kaum Quraisy berkumpul dan bersidang untuk bertukar pikiran di Darun Nadwah, mereka mengambil keputusan bahwa setiap kabilah menunjuk satu orang pemuda pemberani dan kuat perkasa untuk membunuh Rasulullah Saw. Jibril pun menyampaikan wahyu dan menjelasaskan kejadian yang tengah berlangsung. Kemudian malaikat Jibril memerintahkan Nabi Muhammad Saw untuk tidak tidur diranjang beliau melainkan untuk pergi hijrah. Nabi Muhammad Saw melibatkan Ali As dalam rencana keji kaum Quraisy ini dan memerintahkan Ali AS untuk tidur di pembaringan Rasulullah Saw. [133]

Pandangan Mufassir tentang Asbab Nuzul Ayat:


وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِيْ نَفْسَهُ ابْتِغَاء مَرْضَاتِ اللهِ وَ اللهُ رَؤُوْفٌ بِالْعِبَادِ

“Dan di antara manusia ada orang yang rela menjual (mengorbankan) dirinya karena mencari keridaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” [134] Mufassir meyakini peristiwa lailatul mabit sebagai ayat yang berkenaan dengan Imam Ali. [135]

 
Akad Persaudaraan dengan Rasulullah Saw.
Nabi Muhammad Saw setelah memasuki kota Madinah, di antara kaum Muhajirin membacakan akad persaudaraan. Kemudian beliau membacakan akad persaudaraan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Beliau pada dua kesempatan bersabda, “Engkau (Ali) adalah saudaraku di dunia dan di akhirat.” Kemudian Rasulullah Saw membacakan akad persaudaraan antara beliau dan Ali As. [136]

 
Radd al-Syams.
Suatu hari pada tahun 7 H, Nabi Muhammad Saw dan Ali As telah melaksanakan salat Dhuhur. Kemudian beliau mengutus Ali untuk mengerjakan sesuatu padahal waktu itu Ali As belum mengerjakan salat Asar. Ketika Ali As kembali, Nabi meletakkan kepala beliau di pangkuan Ali dan ketiduran hingga matahari pun tenggelam. Ketika Nabi Saw bangun, beliau berdoa, “Tuhan, hamba-Mu Ali, menahan dirinya karena nabinya, maka terbitanlah kembali matahari baginya.” Pada saat itu, matahari pun terbit kembali, kemudian Ali As pun berdiri, berwudhu dan mengerjakan salat Asar. Setelah itu matahari pun kembali tenggelam. [137]

 
Menyampaikan Surat Barāah.
Beberapa ayat pada permulaan surat al-Taubah, turun ketika Nabi Muhammad mengambil keputusan untuk tidak pergi haji. Ayat-ayat itu menjelaskan tentang kaum musyrikin mempunyai kesempatan selama 4 bulan untuk mengikuti ajaran tauhid dan berada pada barisan kaum Muslimin namun jika tetap keras kepala pada keyakinan sebelumnya, maka harus bersiap untuk berperang dan ketahuilah di mana saja mereka tertangkap pasti akan terbunuh. Oleh itu, sesuai dengan perintah Tuhan, “Pesan ini harus Nabi sendiri yang menyampaikan kepada kaum muslimin atau seseorang yang mewakili Nabi dan selain kedua orang ini, tidak ada orang yang layak untuk mengerjakan hal ini.” [138] Nabi Muhammad Saw, menginginkan Ali As dan memerintahkan Imam Ali As untuk pergi ke Mekah dan di Mina pada hari raya Idul Qurban untuk menyampaikan ayat-ayat surat Barā’ah kepada kaum musyrikin. [139]

 
Hadis al-Hak.
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Ali bersama kebenaran (al-hak) dan kebenaran (al-hak) selalu bersama Ali.” [140]



Sadd al-Bāb.
Yaitu semua pintu ke arah Masjid Nabi ditutup atas perintah Nabi Saw kecuali pintu rumah Ali As. Ketika ditanyakan kepada Rasul sebab hal ini, beliau menjawab, “Aku bertanggung jawab untuk menutup semua pintu kecuali pintu rumah Ali. Tapi atas peristiwa hal ini, banyak kericuhan terjadi. Sungguh aku tidak menutup satu pintu pun dan tidak membuka pintu itu kecuali hanya menjalankan tugas (dan hanya menaati perintah-Nya).” [141]

Referensi:
122. Ganji, Syafi’i, hlm. 231, Haitsami, hlm. 76, Qunduzi, hlm. 126.
123. (QS. Ali Imran [3]: 61 )
124. Suyuthi, Al-Durr al-Mantsur, pembahasan terkait dengan ayat 61, surat Ali Imran, Zamakhsyari, pembahasan terkait dengan ayat 61 surat Ali Imran, Thabarsi, Majma’ al-Bāyan, pembahasan terkait dengan ayat 61 Ali Imran, Thabathabai, pembahasan terkait dengan ayat 61 surat Ali Imran.
125. (QS. Al-Ahzab [33]:33).
126. Ibnu Babawaih, jld. 2, hlm. 403, Sayid Qutb, jld. 6m hlm. 586, Thabarsi, Majma al Bāyan, jld. 8, hlm. 559.
127. (QS Al-Syura [42]: 23) 
128. Majlisi, jld. 23, hlm. 233. 
129. Amini, jld. 3, hlm. 191-213.
130. Hakim Naisyaburi, jld. 3, hlm. 136.
131. Ahmad Hanbal, jld. 5, hlm. 26. 
132. Ibnu Hisyam, jld. 1, hlm. 480. 
133. Ibnu Atsir, Al-Kāmil fi al-Tārikh, jld. 2, hlm. 72, Majlisi, jld, 19, dan 59. 
134. (QS Al-Baqarah [2]: 207). 
135. Fakhr al-Razi, jld. 5, hlm. 223, Hakim Huskani, jld. 1, hlm. 96, Ali bin Ibrahim, hlm. 61, Thabathabai, jld. 2, hlm. 150. 
136. Ibnu Abd Barr, Al-Isti’āb, menukil dari Amin, A’yān al-Syi’ah, Berut, Dar al Ta’arif lil Mathbu’at, 1418/1998, jld. 2, hlm. 27. 
137. Amini, jld. 3, hlm. 140, Susytari, Ihqāq al-Haq, jld. 5, hlm. 522. 
138. Ibnu Hisyam, jld. 4, hlm. 545 
139. Thabari, jld. 6, bag. 10, Ibnu Hisyam, jld. 4, hlm. 188-190. 
140. Bahrani, bab 360. 
141. Muttaqi Hindi, jld. 6, hlm. 155. 

(ABNS) 
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: