Suku
Badui Palestina melakukan protes terhadap rencana pengambilan alihan
desa Umm al-Haram di dekat kota selatan Beersheba di gurun Negeri oleh
Israel, pada 27 Agustus 2015. (Foto: AFP)
Kelompok hak-hak sipil telah memperingatkan bahwa rencana terbaru rezim Tel Aviv terhadap pembangunan lima permukiman baru di wilayah Negev Israel selatan mengancam ribuan suku Badui Palestina dari daerah itu.
Asosiasi Hak-Hak Sipil di Israel (ACRI) memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa pembangunan kota baru Daya di atas Katamat akan mengusir 1.500 suku Badui.
ACRI lebih lanjut mencatat sebanyak 6.000 rumah suku Badui Palestina lainnya akan dihancurkan Neve Gurion, untuk membangun pemukiman di desa Be’er Hadaj.
Pemerintah Israel telah melakukan evakuasi paksa terhadap suku Badui Palestina sejak tahun 1949.
Pembongkaran rumah suku Badui merupakan bagian dari kebijakan pengambilan wilayah Palestina oleh Israel, yang akan menggantikan ribuan orang.
Tel Aviv sejauh ini menolak mengakui hak-hak warga Badui Palestina dan menolak akses layanan dasar.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan langkah terbaru ini akan mengarah pada pembersihan etnis warga Palestina yang tinggal di sana.
Pada tanggal 22 November, rezim Israel menyetujui rencana pembangunan lima kota di daerah yang dihuni oleh suku Badui Palestina di Gurun Negev. Menteri Perumahan Israel Yoav Galant memuji persetujuan oleh kabinet Israel tentang rencananya itu.
Dua pemuda Palestina tewas dalam Tepi Barat
Sementara itu, pejabat Palestina mengatakan dua pemuda Palestina kehilangan nyawanya dalam kekerasan terbaru antara pasukan Israel dan demonstran Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Pemuda
Palestina nampak jauh dari jangkauan tentara Israel yang berkumpul di
lokasi serangan penusukan di al-Fawwar di dekat kota al-Khalil (Hebron)
pada tanggal 25 November 2015. (Foto: AFP)
Penduduk setempat mengatakan pasukan Israel menyerbu Qatanna saat fajar, menggeledah rumah dan menahan beberapa warga.
Kekerasan berkobar setelah pemuda Palestina bentrok dengan pasukan Israel. Tentara Israel menembakkan granat setrum, peluru baja berlapis karet dan peluru tajam. Taha ditembak di kepalanya dan meninggal.
Pasukan Israel juga menembak mati seorang pria Palestina 51 tahun, yang diidentifikasi sebagai Hassan Samer Seresi, di pos pemeriksaan Za’tara, di selatan Nablus, ketika ia dituduh berusaha menusuk seorang tentara Israel.
Pengunjuk
rasa wanita Palestina berjalan selama bentrokan dengan pasukan Israel
di kota al-Bireh di pinggiran Ramallah di Tepi Barat yang diduduki
Israel pada 24 November 2015. (Foto: AFP)
Palestina juga marah pada meningkatnya kekerasan oleh pemukim Israel yang sering menyerbu Masjid Al-Aqsa, yang merupakan situs paling suci ketiga dalam Islam. Palestina mengatakan rezim Tel Aviv berusaha untuk mengubah status quo Masjid.
Menurut Departemen Kesehatan Palestina, lebih dari 100 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka sejak rezim Israel mulai penumpasan terhadap Palestina pada awal Oktober.[]
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email