Pesan Rahbar

Home » , » Gubernur Aher Fitnah Syi’ah Demi Bantuan Dari Arab Saudi

Gubernur Aher Fitnah Syi’ah Demi Bantuan Dari Arab Saudi

Written By Unknown on Tuesday 5 April 2016 | 12:26:00



Video perbincangan Gubernur Jawa Barat disela-sela perjalanan umrohnya pada tanggal 2 Februari 2016 bersama para pejabat lembaga dakwah dan Masyaikh Saudi Arabia cukup mengejutkan banyak kalangan karena tanpa beban Sang Gubernur mengemis bantuan dana pendidikan kepada Saudi Arabia dan berencana membangun 30 pondok pesantren beraliran Salafi Wahabi di seluruh Jawa Barat dengan menjual isyu Sunnah-Syi’ah.

Video durasi sekitar 6 menit itu pertama kali dishooting dan diunggah oleh seorang Salafi Wahabi Yamani asal Cirebon bernama Abdullah Salim Salmin juga masih kerabat dekat dengan Fathi Yazid Attamimi pegiat donasi untuk Suriah, tapi entah kenapa video tersebut langsung dihapus barangkali karena alasan ditegur oleh para Asatidz Salafi Wahabi demi Dakwah Salafi di Indonesia tetapi nasi sudah menjadi bubur video tersebut dengan cepat menyebar, sudah banyak yang mengunduh dan kemudian mengunggahnya kembali dan membagikan ke media-media sosial.


MISI WAHABINISASI SUBURKAN FAHAM RADIKAL

Modus Gubernur Aher adalah sangat lazim dikalangan Wahabi meminta dana kepada Saudi dengan proposal pendidikan juga demi membendung perkembangan mazhab Syi’ah hanya saja belum ada yang terekam dan terekspose secara langsung seperti video di atas.

Alhamdulillah Allah menunjukkan borok dan kebejatan Salafi Wahabi dalam berperan melakukan provokasi kebencian sektarian antar kaum muslimin Indonesia. Aher menyebutkan bahwa setiap tahun ada 3000 pelajar Indonesia yang di kirim sekolah ke Iran, dan meminta agar Arab Saudi juga memberikan beasiswa sebanyak itu.

Sebuah data palsu dan kebohongan AHER sangat kontras dengan data dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) pun menunjukkan bahwa warga Indonesia di Iran yang mengikuti pemilu 2014 adalah 289 orang. Angka ini jauh berbeda dengan klaim Aher bahwa setiap tahun ada 3000 orang Indonesia dikirim belajar di Iran. Dan seorang pengurus IKMAL (Ikatan Alumni Jamiah Al Mustafa, lembaga alumnus Iran di Indonesia)menyatakan, total alumnus Iran sejak berdirinya Republik Islam Iran (1979) hingga kini tercatat hanya 270 orang.


Pemerintah dan Kaum Muslimin Indonesia harus peka dan waspada akan sepak-terjang kelompok Salafi Wahabi karena banyak dari mereka yang menginginkan konflik antar mazhab yang sekarang tengah terjadi di Timur-Tengah dibawa kesini karena platform mereka adalah penegakkan KHILAFAH dengan “memurnikan” ajaran Islam dan menyesat-kafirkan kaum muslimin yang berbeda pemafahaman dengan mereka.

Salafi Wahabi adalah sebuah faham pemikiran yang tidak sesuai dengan mayoritas Muslimin Indonesia yang ingin merepresentasikan Islam yang Rahmatan Lil Alamin, oleh karena itu Pemerintah harus bersikap tegas akan massifnya penyebaran faham radikal Salafi Wahabi di semua lini bahkan mereka menyusup di dalam pengajian-pengajian kantor-kantor Pemerintah sampai percetakan buku-buku agama dari TK sampai SMA dengan muatan faham radikal terselebung.

Seperti kita ketahui bersama akar radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama adalah berasal dari fahaman Salafi Wahabi ini. Sebuah penyadaran dan edukasi yang berkesinambungan dan tepat sasaran sudah harus mulai dipikirkan dan segera dijalankan demi generasi dan ketenteraman kita berbangsa dan bernegara di negeri Pancasila yang kita cintai ini.

(Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: