Pesan Rahbar

Home » » Kunjungan Syeikhul Azhar ke Indonesia Bawa Pesan Ukhuwah Sunni-Syi’ah

Kunjungan Syeikhul Azhar ke Indonesia Bawa Pesan Ukhuwah Sunni-Syi’ah

Written By Unknown on Tuesday 5 April 2016 | 12:18:00

Senin, 22 Februari 2016, 15:04
Grand Syeikh Al-Azhar: Sunni dan Syi’ah Adalah Saudara


Grand Syekh Al Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb mengatakan bahwa umat Islam yang berakidah Ahlussunah bersaudara dengan umat Islam dari golongan Syi’ah.

“Sunni dan Syi’ah adalah saudara,” terang Syekh Ath-Thayyeb saat dimintai pandangannya oleh Dirjen Bimas Islam Machasin terkait permasalahan Sunny dan Syiah saat melakukan pertemuan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Senin (22/02/2016). Hadir dalam kesempatan ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin serta sejumlah ulama dan tokoh cendekiawan muslim.

Menurut Syekh Ath-Thayyeb, Islam mempunyai definisi yang jelas. Yaitu, bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, menegakkan salat, berpuasa, berzakat, dan beribadah haji bagi yang mampu. “Mereka yang melaksanakan lima hal pokok ini maka dia muslim. Kecuali mereka yang mendustakan,” tegasnya.

Grand Syekh menilai bahwa tidak ada masalah prinsip yang menyebabkan kaum Syiah keluar dari Islam. Bahkan, banyak ajaran Syi’ah yang dekat dengan pemahaman Sunny. Perbedaan antara Sunny dan Syi’ah dalam pandangan Syekh Thayyeb hanya pada masalah imamiah. “Syiah mengatakan imamiah bagian dari Ushuluddin, kita mengatakan sebagai masalah furu’,” terangnya.


“Kalau kita membaca kitab-kitab Syiah yang lama, mereka secara umum menghormati para sahabat,” tambahnya lagi.

Bersama Majelis Hukama Al Muslimin yang dipimpinnya, Syekh Ath-Thayyeb dijadwalkan akan berada di Indonesia selama 6 hari guna menghadiri serangkaian acara. Pagi tadi, Grand Syekh diterima oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Grand Syekh dijadwalkan akan memberikan kuliah umum dan pertemuan dengan para alumni Al Azhar di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, beliau juga akan menerima penganugerahan gelar doktor kehormatan dari UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang.

Mengakhiri kunjungannya di Indonesia, Grand Syekh dijadwalkan berkunjung ke Ponorogo untuk mengadakan pertemuan dengan keluarga besar pondok modern Darussalam Gontor, sekaligus pembukaan perayaan 90 tahun pondok tersebut. Selain memberikan sambutan, Syekh Ahmad Ath-Thayeb juga akan meresmikan gedung Pascasarjana Universitas Darussalam Gontor. Grand Syekh beserta rombongan dijadwalkan akan kembali ke Mesir pada Jumat (26/02) pagi.

Sumber: http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=334612
*****

Senin, 22 Februari 2016, 14:33 –
Grand Syekh Al Azhar Puji Indonesia Sukses Kelola Perbedaan


Grand Syekh Al Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb memuji Indonesia yang mampu menjaga harmoni dalam perbedaan. Menurutnya, Indonesia berhasil mengelola perbedaan pandangan keagamaan dan itu tidak terlepas dari peran para ulama.

“Itu tidak terlepas dari kiprah para ulama yang dapat bermusyawarah dalam menyelesaikan perbedaan. Ikhtilaf (perbedaan) adalah rahmat,” terang Syekh Ath-Thayeb dalam pertemuan dengan sejumlah ulama dan tokoh cendekiawan muslim di kantor Majelis Ulama Indonesia, Jakarta, Senin (22/02). Hadir juga dalam kesempatan ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Dubes negara sahabat.

Menurut Syekh Ath-Thayeb yang juga Ketua Majelis Hukama, perbedaan merupakan sunnatullah. Perbedaan dalam Islam bahkan sudah terjadi sejak zaman Nabi. Syekh Ath-Thayeb lalu mencontohkan tentang salat. Menurutnya, para Sahabat belajar salat dari Rasulullah Saw. Namun, faktanya ada beberapa perbedaan kaifiyat (tata cara) salat yang sampai kepada umat Muhammad. “Untuk yang syar’i (prinsip) tidak ada perbedaan. Tapi untuk yang furu’iyah (cabang-cabang keagamaan) terjadi perbedaan pendapat,” terangnya.

Perbedaan itu, lanjut Grand Syekh, mulai dari mengangkat kedua tangan saat takbiratul ikhram. Ada pendapat yang hanya sampai depan dada, ada yang berpendapat sampai dua telinga. Demikian juga perbedaan dalam bacaan Al-Fatihah, Maliki tidak didahului basmalah, sementara Syafii harus.

Terkait hal ini, Grand Syekh menghargai peran MUI yang dapat menghimpun banyak ulama dari beragam ormas dan pemikiran yang berbeda. Menurutnya, MUI menjadi modal besar bagi upaya menyatukan umat Islam dan memberikan penyadaran kepada umat Islam agar tidak mudah terprovokasi.

Grand Syekh menegaskan bahwa perbedaan para ulama adalah rahmat. “Yasurruni an yakhtalifa ashhabu Rasulillah (perbedaan di antara sahabat Rasulullah menyenangkan buatku),” tutur Syekh Ath-Thayeb mengutip pernyataan Malik bin Abdul Aziz.

Dalam keragaman pandangan dan pemahaman, Grand Syekh mengingatkan bahwa umat Islam tidak boleh terjebak pada klaim kebenaran. “La taqul ana wahdy ash-shahih wa ghairii khatha’un (Janganlah kamu mengatakan hanya saya saja yang benar, lainnya salah),” tegas Syekh Ath-Thayeb sembari menyampaikan harapannya agar MUI dapat menjelaskan cara pandang dalam menyikapi perbedaan ini kepada umat Islam di Indonesia.

Sebelumnya, Ketua Umum MUI KH Makruf Amin menyampaikan terima kasih atas kunjungan Grand Syekh Al Azhar ke Indonesia, khususnya ke kantor MUI. KH Makruf berharap kunjungan ini akan dapat memperkuat dakwah Islam dan mempererat persaudaraan Indonesia dan Mesir.

Kepada Syekh Ath-Thayeb dan rombongan Majelis Hukama, KH Makruf menjelaskan bahwa Indonesia adalah bangsa dengan beribu pulau serta beragam suku dan agama. Menurutnya, ada 6 agama resmi, yaitu: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Dalam agama Islam, lanjut KH Makruf, mayoritas Indonesia berakidah Ahlussunah wal jamaah dan berpedoman pada beberapa madzhab dalam ibadah dan muamalah.

Dijelaskan juga bahwa di Indonesia terdapat beberapa ormas keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, Mathlaul Anwar, Al Wasliyah dan lainnya. Meski setiap ormas mempunyai tujuan dan cara pandang masing-masing dalam mencapai tujuannya, namun antara satu dan lainnya saling menghargai dan terhimpun dalam MUI.

http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=334591
*****

Senin, 22 Februari 2016, 13:56 –
Presiden Terima Grand Syekh Al-Azhar di Istana Negara


Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima kedatangan Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb beserta Majelis Hukama di Istana Negara, Senin (22/01).

Selain Presiden Jokowi, kedatangan Grand Syekh Al-Azhar ini juga disambut oleh para menteri Kabinet Kerja, antara lain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Pertemuan Presiden Jokowi dengan Grand Syekh Al Azhar dan para menteri berlangsung tertutup.

Usai pertemuan, Wakil Menteri Luar Negeri RI AM Fachir memberikan keterangan bahwa kedatangan Grand Syaikh Al-Azhar di Indonesia mempunyai beberapa agenda, seperti berkunjung ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Malang, dan Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.

Disampaikan Fachir, Al Azhar merupakan Perguruan Tinggi Islam yang sangat terkenal di Indonesia. Al-Azhar tidak sedikit menarik mahasiswa Indonesia. Saat ini saja tercatat lebih dari 3500 mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di Al-Azhar. “Al-Ahar banyak melahirkan tokoh-tokoh luar biasa di Indonesia hingga sekarang ini. Selamat datang dan terima kasih atas kesediaannya datang ke Indonesia,” kata Fachir.

Mewakili Presiden Jokowi, Fachir mengucapkan terimakasihnya kepada Grand Syekh Al-Azhar yang telah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa Indonesia. Al- Azhar adalah Perguruan Tinggi yang sangat moderat, sama seperti perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki tolorerasi dan moderasi yang cukup baik. Bahkan, Presiden memberikan apresiasinya, telah membangun dan sudah meresmikan empat gedung asrama Mahasiswa di Mesir yang dapat juga diperuntukkan bagi mahasiswa asing lainnya.

Mantan Menlu Alwi Shihab yang juga hadir dalam pertemuan itu menyampaikan harapannya kepada Grand Syekh Al-Azhar, agar dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat muslim Indonesia, dan membimbing mahasiswa Indoensia di Mesir untuk menyebarkan kembali Islam yang jauh dari ekstrimisme dan jauh dari kekerasan.

“Terimakasih kepada Syekh Al Azhar telah mengunjungi Indonesia dan Presiden akan berkunjungan ke Mesir dalam waktu dekat,” terangnya.

Ditambahkan Alwi, Presiden juga mengucapkan terimakasih kepad Al-Azhar karena selain memberikan beasiswa kepada mahasiswa Indonesia, juga telah mengutus ulama setiap tahunnya. “Tahun ini saja, ada 30 dai dari Al-Azhar datang ke Indonesia untuk memberikan pendidikan di Indonesia. Pertemuan ini cukup baik dan bermanfaat,” kata Alwi Shihab.

http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=334559
*****

Senin, 22 Februari 2016, 09:10 –
Menag Sambut Kedatangan Grand Syaikh Al-Azhar Di Jakarta


Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Syaikh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (21/02) malam. Kedatangan Syekh Ath-Thayyeb disambut langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Ikut menyambut kedatangan Syekh Ath-Thayyeb beserta Majelis Hukama dan beberapa wartawan asing, Duta Besar Mesir untuk Indonesia Bahaa Dessouki, Duta Besar Palestina Fariz Mehdawi, dan tokoh ulama Quraish Shihab.

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin berharap Grand Syekh Al-Azhar dapat menyaksikan langsung kehidupan beragama masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, dan nantinya bisa menyampaikan model Islam di Indonesia kepada dunia internasional.

“Mudah-mudahan beliau bisa berbicara di dunia internasional bahwa Islam yang berkembang di Indonesia bisa jadi model bagi umat Islam di dunia dalam ikut membangun peradaban di dunia ini,” kata Menag Lukman.

Menag mengaku, umat Islam Indonesia berkepentingan dengan kedatangan Syaikh Ath-Thayyeb. Sebab, Grand Syekh adalah salah satu tokoh umat Islam dunia yang dikenal senantiasa menyuarakan faham Islam moderat, Islam rahmatan lil alamin, sehingga diharapkan dapat meredam faham-faham radikal yang mengatasnamakan agama.

“Beliau akan berbicara di berbagai forum perguruan tinggi, pondok pesantren, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan akan ada pertemuan khusus dengan Majelis Hukama yang juga terdiri dari tokoh-tokoh Islam dunia,” kata Menag.

Bersama Majelis Hukama Al Muslimin yang dipimpinnya, Syekh Ath-Thayyeb dijadwalkan akan berada di Indonesia selama 6 hari guna menghadiri serangkaian acara, termasuk melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan Majelis Ulama Indonesia.

Grand Syekh juga akan akan memberikan kuliah umum dan pertemuan dengan para alumni Al Azhar di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Grand Syekh Al Azhar akan menyampaikan pidato perdamaian dan kemanusiaan untuk dunia,” terang Pelaksana Tugas Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMA) yang juga Sekjen Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia (IAAI), Muchlis M Hanafi, Minggu (21/02).

Sebelumnya, Sekjen Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia (IAAI) Muchlis M Hanafi mengatakan, Syekh ath-Thayyeb dikenal sebagai ulama moderat dan selalu menyerukan ukhuwah (persatuan), dan tegas mengkritik Zionis. Di antara sikap dan pandangan keagamaannya adalah membela Khazanah Pemikiran Turats (Kitab Kuning). Syekh Ath-Thayyeb selalu menekankan misinya untuk melestarikan dan menyebarkan buku-buku turats (klasik). “Dalam banyak kesempatan, beliau sering mengungkapkan keprihatinannya atas apa yang terjadi di al-Azhar dan universitas-universitas Islam lain, yaitu: digantikannya buku-buku turats dengan buku diktat dari dosen,” kata Muchlis.

Selain UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Grand Syekh Al Azhar juga dijadwalkan akan meninjau Pusat Studi Al-Quran (PSQ) pimpinan Prof. Dr. Quraish Shihab yang juga menjadi perwakilan Indonesia di Majelis Hukama Al-Muslimin dan meninjau Masjid Al Azhar. Selain itu, beliau juga akan menerima penganugerahan gelar doktor kehormatan dari UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang. “Penganugerahan ini akan diberikan dalam sidang senat terbuka pada Rabu (24/02) yang dijadwalkan akan dihadiri juga oleh Menag Lukman di Aula UIN Malang,” jelas Muchlis.

Mengakhiri kunjungannya di Indonesia, Grand Syekh dijadwalkan berkunjung ke Ponorogo untuk mengadakan pertemuan dengan keluarga besar pondok modern Darussalam Gontor, sekaligus pembukaan perayaan 90 tahun pondok tersebut. Selain memberikan sambutan, Syekh Ahmad Ath-Thayeb juga akan meresmikan gedung Pascasarjana Universitas Darussalam Gontor. “Grand Syekh beserta rombongan dijadwalkan akan kembali ke Mesir pada Jumat pagi,” tutur Muchlis.

http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=334246
*****

Agenda Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Thayyeb


Selama berada di Indonesia, ulama ahlussunnah wal jama’ah yang pernah menjabat sebagai mufti negara Mesir itu akan menghadiri serangkaian acara. Pagi ini, Senin (22/02/2016) bersama rombongan, Grand Syaikh akan bertemu diterima oleh Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan berdialog dengan Majelis Ulama Indonesia. Dan Selasa (23/02/2016), Syekh al-Azhar akan menyampaikan pidato di hadapan ratusan alumni al-Azhar dari berbagai daerah di Auditoriom Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Selain UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Grand Syekh Al Azhar juga dijadwalkan akan meninjau Pusat Studi Al-Quran (PSQ) pimpinan Prof. Dr. Quraish Shihab yang juga menjadi perwakilan Indonesia di Majelis Hukama Al-Muslimin dan meninjau Masjid Al Azhar. Selain itu, beliau juga akan menerima penganugerahan gelar doktor kehormatan dari UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang. “Penganugerahan ini akan diberikan dalam sidang senat terbuka pada Rabu (24/02/2016) yang dijadwalkan akan dihadiri juga oleh Menag Lukman di Aula UIN Malang,” jelas Muchlis.

Mengakhiri kunjungannya di Indonesia, Grand Syekh dijadwalkan berkunjung ke Ponorogo untuk mengadakan pertemuan dengan keluarga besar pondok modern Darussalam Gontor, sekaligus pembukaan perayaan 90 tahun pondok tersebut. Selain memberikan sambutan, Syekh Ahmad Ath-Thayeb juga akan meresmikan gedung Pascasarjana Universitas Darussalam Gontor. “Grand Syekh beserta rombongan dijadwalkan akan kembali ke Mesir pada Jumat pagi,” tutur Muchlis.










(Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: