“Arab Saudi dan penanggung jawab Al-Syarq Al-Awsath harus meminta minta maaf kepada seluruh rakyat Iraq.”
Begitu hal ini ditegaskan oleh para petinggi Iraq termasuk Presiden dan Perdana Menteri Iraq ketika menanggapi penghinaan koran Al-Syarq Al-Awsath terhadap ritual Arba‘in dan kaum wanita Iraq.
Seperti dilansir Al-Sumaria News hari ini, koran Al-Syarq Al-Awsath memuat sebuah laporan bohong yang menyebutkan banyak wanita hamil ilegal di kota Karbala selama ritual Arba‘in Husaini berlangsung.
Setelah berita tersebut tersebar, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa laporan A-Syarq Al-Awsath tersebut hanyalah sebuah kebohongan belaka.
Menurut WHO, laporan bohong Al-Syarq Al-Awsath yang dimuat pada hari Ahad kemarin adalah sebuah penghinaan terhadap rakyat Iraq yang telah rela berkorban untuk membela tanah air dan kemuliaan mereka. Badan ini meminta supaya penanggung jawab koran tersebut meminta maaf dan tidak lagi mengulangi memuat berita bohong yang bersifat provokatif.
“Iraq memiliki hak untuk mengadukan koran Al-Syarq Al-Awsath lantaran tuduhan tak berlandasan tersebut,” tegas WHO.
Presiden Iraq juga mengencam keras tindakan penghinaan Al-Syarq Al-Awsath terhadap ritual Arba‘in dan wanita Iraq tersebut. “Seluruh berita yang dimuat oleh lembaga-lembaga internasional tersebut hanyalah sebuah kebohongan belaka,” ujarnya.
Presiden Iraq meminta kepada seluruh jajaran terkait Iraq supaya mengambil langkah-langkah yang diperlukan supaya aksi-aksi penghinaan tersebut tidak terulang kembali.
“Klaim-klaim bohong semacam ini hanya menguntungkan kelompok-kelompok teroris,” ujar Presiden Iraq.
Presiden Iraq juga menyatakan tidak pernah memiliki hubungan kerja sama dengan Al-Syarq Al-Awsath.
Muqatad Shadr menyebut tindakan Al-Syarq Al-Awsath tersebut adalah sebuah tindakan busuk. “Apabila mereka tidak meminta maaf, kantor mereka pasti akan ditutup,” tandasnya.
(Al-Sumaria-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email