Di ICC Al Huda, Rabu Malam (15/5/2014), ratusan pencinta Imam Ali yang memperingati hari kelahiran sosok agung yang dikenal sebagai “imamul muttaqin” (pemimpin kaum bertakwa) itu mendapatkan hadiah istimewa: salam dari Sayyid Ali Khamenei, yang disampaikan Ayatullah Ali Reza A’rafi di awal khutbahnya. Rektor Universitas Internasional Al-Mustafa Qom itu menyebutkan bahwa pemimpin besar Iran, Imam Ali Khamenei menyampaikan salamnya bagi para pencinta Ahlulbait di Tanah Air yang hadir memperingati wiladah Imam Ali malam itu.
Sebelum acara dimulai, bakda shalat Maghrib diadakan pembacaan doa Kumail, sebuah doa yang diajarkan Imam Ali kepada sahabatnya, Kumail. Tepat pukul 20.00 WIB acara dibuka dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dibawakan oleh Mustafa Bintuwu.
Di hadapan jamaah, dalam khutbah bahasa Parsi yang diterjemahkan Ustad Abdullah Beik, Ayatullah A’rafi menyebutkan bahwa Imam Ali adalah seorang pemimpin dan inspirator yang melintasi zaman. Sosok agung teladan kaum Muslimin ini dikenal dengan sepuluh keutamaannya yang patut diteladani bukan hanya oleh umat Islam, tapi juga oleh seluruh umat manusia.
Sepuluh keutamaan khas Imam Ali sebagai murid Rasulullah yang tak ada padanannya ini adalah kecerdasan, ketinggian akhlak, kepiawaian sastra, kedalaman munajat, keberanian, keadilan, kezuhudan, keikhlasan, kemaksuman, dan wilayah. Inilah yang menurutnya membuat para Syiah Ali sangat mencintai dan meneladani beliau.
Imam Ali dan Persatuan Umat Islam.
Ayatullah A’rafi juga menegaskan bahwa Imam Ali adalah sosok yang sangat menjaga persatuan umat Islam. Pembela utama Rasul itu senantiasa mengajarkan kepada Syiahnya untuk menghormati istri-istri dan sahabat Nabi Saw. Sejarah hidup suami Fathimah itu membuktikan bagaimana upaya gigihnya dalam menjaga kehormatan istri-istri dan sahabat Nabi, demi tetap terjaganya persatuan di tengah kaum Muslimin. “Begitulah Imam Ali selalu menekankan kepada kita untuk menjalin persatuan kaum Muslimin,” tekan Ayatullah A’rafi.
Belajar dari revolusi Islam Iran, tak bisa dipungkiri bahwa modal besar umat Muhammad untuk merealisasikan kejayaan dan peradaban Islam di masa yang akan datang justru terletak pada persatuan umat Islam itu. “Saya ingin menekankan agar kaum Muslimin selalu bergandengan tangan dengan seluruh ulama dari berbagai mazhab dan golongan mana pun. Mari selalu bersatu melawan setiap konspirasi musuh-musuh Islam,” lanjutnya.
Sementara Ustad Husein Shahab, pembina Yayasan Baitul Muhibbin yang juga hadir malam itu kepada ABI Press menyebutkan, mengingat Imam Ali akan memperkuat ikatan spiritual dan emosional antara Syiah dengan Imamnya. “Itu memperkuat keimanan dan komitmen pada agama. Dari situ akan terbangun sebuah komitmen untuk melanjutkan misi-misi suci para Imam,” terangnya seraya menambahkan bahwa tradisi mengingat pribadi-pribadi agung seperti Imam Ali bukan hanya tradisi Syiah, tapi juga tradisi seluruh kaum Muslimin.
Lebih jauh Ustad Husein juga menegaskan bahwa Imam Ali bukanlah milik Syiah semata, tapi milik tiap insan yang merindukan sosok pemimpin adil dan patut dijadikan suri tauladan. (Muhammad/Yudhi)
Sumber: http://ahlulbaitindonesia.org
Post a Comment
mohon gunakan email