Pesan Rahbar

Home » » Apakah Kisah Fitnah Dari Arah Timur (Najd) Itu Maksudnya Adalah Irak dan Saudi Arabia?

Apakah Kisah Fitnah Dari Arah Timur (Najd) Itu Maksudnya Adalah Irak dan Saudi Arabia?

Written By Unknown on Saturday, 24 January 2015 | 09:56:00


Bisa jelaskan, apakah hadis fitnah dari Timur itu (Nejd) artApakah kisah fitnah dari arah timur (Najd) itu maksudnya adalah Irak dan Saudi Arabia? inya Iraq atau Saudi?

Jawaban Global:
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil

Jawaban Detil:
Dalam kitab-kitab induk dan muktabar (diakui kesahihannya) Ahlusunnah, di antaranya adalah Shahih al-Bukhâri, terdapat riwayat yang dinukil dari Rasulullah Saw dimana sebagian ulama menafsirkannya dengan kemunculan kelompok Wahabiyah.

Dalam hadis yang perawinya adalah Abdullah bin Umar, putera khalifah kedua, Rasulullah Saw bersabda: "Ya Allah, jadikanlah daerah Syam itu penuh berkah bagi kami! Jadikanlah daerah Yaman itu penuh berkah bagi kami!".

Beberapa orang sahabat beliau yang ketika itu hadir di sana berkata : "Ya Rasulallah, doakan pula daerah kami, Najd, agar dipenuhi berkah". Tetapi Rasulullah Saw tidak memperhatikan permohonan mereka. Setelah mereka memaksa beliau sampai tiga kali, maka Rasulullah Saw berkata bahwa tempat itu (Najd) merupakan pusat kerusuhan dan kekacauan, dan tanduk setan akan muncul dari tempat itu.[1]
Para komentator (pensyarah) Shahih al-Bukhâri menafsirkan tanduk setan sebagai umat setan dan para pengikut setan.[2]

Dalam hadis lainnya dalam kitab Shahih al-Bukhâri, Rasulullah Saw memberikan isyarah bahwa fitnah itu dimulai dari arah Timur (Masyriq). Dan ciri-ciri para penebar fitnah itu adalah bahwa mereka tekun membaca Al-Qur'an, tetapi pengaruh dan manfaat bacaan mereka itu hanya sampai di tenggorokan mereka saja (artinya bahwa bacaan Al-Qur'an mereka tidak membuat tingkah laku mereka itu baik). Ciri lainnya adalah: mereka biasa mencukur habis rambut mereka.[3]

Dengan memahami penjelasan di atas, maka perhatikanlah beberapa poin berikut ini:
1. Riwayat di atas disebutkan dalam kitab hadis Ahlusunnah yang paling muktabar (diakui keabsahannya), sementara di dalam kitab-kitab induk Syi'ah tidak ditemukan. Adapun yang disebutkan dalam kitab-kitab sekunder Syi'ah tercantum sebagai nukilan dari kitab Ahlusunnah.[4] Karena itu, tidak mungkin kaum Syi'ah dapat dituduh telah membuat-buat riwayat semacam itu.
2. Walaupun Najd bermakna dataran tinggi, tetapi mungkin saja berbagai daerah lainnya memiliki ciri khusus tersebut. Apabila kata tersebut (Najd) digunakan secara mandiri dan tidak dibarengi dengan qarinah (tanda-tanda) lainnya (sehingga bermakna dataran tinggi secara umum), maka para ahli teks sejarah tidak merasa ragu sedikitpun bahwa kata Najd yang dimaksudkan di dalam riwayat adalah daerah Saudi Arabia yang saat ini mempunyai ibu kota bernama Riyadh. Dan kota Barideh dan 'Anizeh adalah dua kota yang merupakan pusat gerakan Wahabiyah.
3. Dalam sebagian riwayat, dijelaskan bahwa sumber fitnah ini berasal dari arah Timur dan pada riwayat lainnya dari Najd. Jika kita mengamati peta dunia, akan kita temukan bahwa daerah Najd itu terletak tepat di sebelah Timur kota Madinah yang merupakan tempat tinggal Rasulullah Saw.
4. Menerapkan hadis tersebut kepada daerah Irak sama sekali tidak tepat. Karena Irak itu terletak di sebelah utara kota Madinah, sekalipun agak condong ke arah timur. Dengan kata lain Irak itu terletak di sebelah Timur Laut (Syimal Syarqi, Norhteast). Karena itu, merupakan kekeliruan jika seseorang mengatakan bahwa Irak itu terletak di sebelah timur kota Madinah.
5. Sebagian ciri-ciri khusus yang terdapat pada riwayat di atas, seperti penekanan atas suara yang indah dalam membaca Al-Qur'an, tetapi tanpa tadabbur (merenungkan ayat dan maknanya), maka ciri ini memang terdapat pada kelompok Wahabiyah. Karena itu sebagian peneliti berpandangan bahwa fitnah yang disinggung pada riwayat di atas, tidak lain selain fitnah dan kejahatan Wahabiyah.

Kesimpulan:
Jawaban final kami atas pertanyaan Anda adalah: Sekalipun berdasarkan bukti-bukti dan tanda-tanda yang ada bahwa fitnah yang terdapat di dalam riwayat itu sesuai dengan kemunculan firqah Wahabiyah, akan tetapi kami tidak meyakininya secara pasti dan seratus persen bahwa fitnah itu adalah "Fitnah Wahabiyah". Karena bisa jadi riwayat itu berkaitan dengan fitnah yang saat ini belum muncul.

Referensi:
[1]. Shahih al-Bukhâri, jil. 2, hal. 23, Dar al-Fikr, Beirut.
[2]. Ibnu Hajar al-Atsqalani, Mukaddimah Fathu al-Bâri, hal. 168, Dar al-Ma'rifah liththiba'ah wa al-nasyr, Beirut.
[3]. Shahih al-Bukhâri, jil. 8, hal. 218. Rasulullah Saw bersabda: "Sekelompok manusia akan keluar dari arah timur, mereka membaca Al-Qur'an tetapi bacaan mereka itu tidak melewati tenggorokan mereka..........Dan ciri mereka adalah mencukup rambut".
[4]. Muhaddis al-Nuri, Mustadrak al-Wasâ'il, juz 10, hal. 207, hadis 11867, muassasah Al al-Bait, Qum, 1408 H.

Najd

Najd atau Nejd (dalam bahasa Arab: نجد Naǧd, dibaca 'Najed') adalah sebuah wilayah di pusat negara Arab Saudi dan merupakan tempat di mana ibukota negara tersebut, Riyadh, berada. Najd juga merupakan bagian tengah dari Semenanjung Arab. Najd adalah sebuah daerah dataran tinggi dengan ketinggian 762 hingga 1.525 meter di atas permukaan laut. Bagian timur wilayah ini ditandai dengan perkampungan-perkampungan oasis, sedang di daerah Najd lainnya sedikit didiami oleh suku nomaden Badui. Orang yang berasal dari Najd disebut Najdi dalam bahasa Arab.

Garis Batas


Wilayah Najd dalam pembagian wilayah politik Arab Saudi saat ini
Najd dalam bahasa Arab secara harfiah berarti 'dataran tinggi'. Di sebelah barat, Najd dibatasi oleh pegunungan Hijaz dan Yaman, disebelah timur oleh wilayah historis Bahrain serta di utara oleh Suriah dan Irak. Batas selatan Najd adalah hamparan padang pasir terluas di dunia yang bernama Rub 'al Khali atau "Daerah Kosong", sedangkan batas di barat daya ditandai oleh lembah Wadi Ranyah, Wadi Bisha, dan Wadi Tathlith.
Saat ini wilayah Najd secara administratif terbagi di empat provinsi di negara Arab Saudi yaitu Ha'il, Qasim, Riyadh dan sebagian Syarqiyah.

Sejarah

Selama tahun 632 M dan 633 M, Najd terlibat dalam perang Riddah, di mana Khalifah Abu Bakar mengirimkan Khalid bin Walid menuju Najd dengan kekuatan 4.000 orang.
Najd merupakan daerah di luar kekhalifahan Islam yang ada pada waktu itu, yakni Kekhalifahan Utsmaniyah (1299–1923 M). Najd pada waktu itu dibawah kekuasaan Dinasti Saud yang bernama Kesultanan Najd. Pada tahun 1926, Kesultanan Najd dibawah pemerintahan Abdul Aziz bin Saud memperluas wilayahnya dan menaklukkan Kerajaan Hijaz milik Dinasti Hasyimiyah yang pada waktu itu merupakan pemelihara Dua Tanah Suci (Haramain) yakni Mekkah dan Madinah. Setelah Kerajaan Najd dan Hijaz disatukan, Abdul Aziz bin Saud menjadi rajanya. Pada 23 September 1932, wilayah utama kekuasaan Dinasti Saud yakni Al-Hasa, 'Asir, Qatif, Najd dan Hijaz disatukan menjadi Kerajaan Arab Saudi dan akhirnya Najd menjadi salah satu provinsi dari Kerajaan Arab Saudi.
Di antara orang-orang terkenal yang lahir di Najd adalah Ibnu Baz, Ibnu Utsaimin, dan juga Muhammad bin Abdul Wahhab.

Agama

Penduduk Najd beragama Islam. Wilayah ini terkenal dengan penafsiran puritannya atas Islam, dan umumnya dianggap sebagai benteng pertahanan konservatisme agama yang dikenal sebagai Wahhabisme (gerakan Wahabi), atau mereka sendiri menyebutnya sebagai Salafi. Paham Wahhabi/Salafi ini hingga kini telah menyebar ke penjuru dunia terutama di negara-negara yang memiliki populasi Muslim. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan Kerajaan Arab Saudi atas Mekkah dan Madinah yang merupakan tanah suci Umat Islam dan juga hubungan diplomatik Arab Saudi dengan negara-negara lain dengan memberikan beasiswa pendidikan di Arab Saudi maupun dengan mendirikan lembaga pendidikan Islam di negara-negara tersebut.

Hadis

Dalam suatu hadits terkenal dari Nabi Muhammad, nama Najd disebut oleh beliau sebagai berikut:
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata (Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda “Ya Allah, berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “Dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “Di sana muncul kegoncangan dan fitnah, dan di sanalah muncul tanduk setan.”[1]
Dalam hadis lain, sabda Nabi Muhammad: "Wahai Allah, berkahilah wilayah Yaman kami dan wilayah Syam kami", lalu mereka berkata: dan juga untuk wilayah Najd kita wahai Rasulullah..! Rasulullah berdoa lagi: "Ya Allah, berkahilah wilayah Yaman kami dan wilayah Syam kami" lalu mereka berkata lagi: Dan juga untuk wilayah Najd kita, wahai Rasulullah!, Rasulullah menjawab: "Di situlah goncangan, fitnah, dan di sanalah terbitnya tanduk setan."[2]

Meskipun secara tekstual disebutkan "Najd", namun hadis di atas mempunyai redaksi lain dimana kata "Najd" disebutkan sebagai "Irak". Telah menjadi perbedaan pendapat (ikhtilaf) di kalangan para ulama hingga saat ini apakah yang dimaksud oleh rasulullah itu adalah Najd ataukah Irak. Ulama semisal Ibnu Hajar Al 'Asqalani menyebutkan bahwa yang dimaksud Najd di hadits tersebut adalah Irak. Namun, banyak ulama Yaman[siapa?] mengatakan posisi Najd adalah di Arab Saudi.

Referensi

  1. ^ (Shahih Bukhari 2/33 no 1037).
  2. ^ (Shahih Bukhari hadis no.990).

Kesultanan Nejd

Kesultanan Nejd adalah sebuah negara yang merupakan hasil transformasi dari Keamiran Riyadh setelah Amir Abdul Aziz bin Saud menyatakan dirinya sebagai Sultan Nejd pada tahun 1921.[1] Pada tahun 1926, Kesultanan Nejd memperluas wilayahnya dan menaklukan Kerajaan Hijaz, sehingga Kerajaan Nejd dan Hijaz didirikan, dan Abdul Aziz bin Saud menjadi rajanya.

Referensi

  1. ^ Madawi Al-Rasheed. A History of Saudi Arabia. Cambridge, England, UK: Cambridge University Press, 2002. hal. 63.
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: