Iran telah memerintahkan seorang diplomat tinggi Bahrain untuk meninggalkan Republik Islam setelah dinyatakan ia di – persona non grata – kan, di tengah tuduhan tak berdasar yang dibuat oleh rezim Manama terhadap Teheran.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (2/9/15), Kementerian Luar Negeri Iran memberi waktu 72 jam kepada diplomat peringkat tertinggi di kedutaan Bahrain di Teheran, Bassam Dalhan al-Dosari, untuk meninggalkan Iran.
Kementerian Luar Negeri Iran membantah tuduhan tak berdasar oleh Bahrain bahwa Teheran turut campur dalam urusan internal kerajaan Bahrain.
Sebelumnya, Manama menuduh Teheran membentuk dan mempersenjatai kelompok yang menentang rezim Al Khalifa.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri Bahrain memanggil pulang duta besarnya untuk Iran dan memerintahkan kuasa usaha Republik Islam di Manama meninggalkan kerajaan kecil itu dalam waktu 72 jam.
Kementerian Luar Negeri Bahrain memerintahkan duta besarnya, Rashid Saad al-Dosari, untuk pulang, dan Mohammad Reza Babaei, diplomat tinggi Iran di-persona non grata-kan dan diperintahkannya untuk pergi.
Keputusan itu diambil sehari setelah pejabat Bahrain mengklaim bahwa mereka telah menangkap sejumlah dengan tuduhan bahwa mereka memiliki hubungan dengan Iran dan Irak dalam ‘kegiatan teroris. ”
Sebuah pernyataan Kementerian Dalam Negeri Bahrain mengatakan pasukan rezim Al Khalifa juga telah menemukan setumpuk besar senjata di sebuah rumah di desa Nuwaidrat, yang terletak sekitar 10 kilometer selatan ibukota, Manama.
Tumbuhan itu konon termasuk bahan beledak, senapan otomatis, pistol dan granat tangan.
Seorang pemrotes Bahrain duduk sambil mengangkat tanda kemenangan dalam bentrokan dengan polisi pada 23 Mei, 2015 di desa Jidhafs, sebelah barat ibukota, Manama. (foto: AFP)
Ini bukan pertama kalinya rezim Al Khalifa berupaya untuk melibatkan Iran terkait ketidakstabilan yang sedang berlangsung di Bahrain.
Iran telah berulang kali menolak tuduhan tersebut, mengatakan permainan menyalahkan Bahrain ditujukan untuk menutupi masalah internal negara Arab.
Republik Islam telah mendesak pemerintah Bahrain untuk berhenti melakukan pendekatan keamanan terhadap ketegangan di negara itu dan memecahkan masalah melalui dialog.
Sejak awal 2011, demonstran anti-rezim di Bahrain digelar di jalan-jalan, menyerukan keluarga Al Khalifa untuk mundur dari kekuasaannya.
Puluhan orang telah tewas dan ratusan lainnya terluka dan ditangkap dalam penumpasan yang sedang berlangsung terhadap demonstrasi damai.[].
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email