Foto: thpardede.wordpress.com
Setelah kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno berupaya untuk membentuk sebuah kabinet demi terbentuknya pemerintahan Republik Indonesia. Padahal, dapat kita bayangkan betapa ketika itu Indonesia belum sama sekali memiliki keuangan serupiah pun. Ditambah lagi belum stabilnya situasi politik, apalagi Jepang belum sepenuhnya angkat kaki dari bumi tercinta ini.
Namun dengan kemauan dan tekad yang kukuh untuk membentuk kabinet, Soekarno yang didukung oleh beberapa tokoh pejuang kemerdekaan lainnya, akhirnya pada 19 Agustus 1945 membentuk 12 Kementerian dan empat Menteri Negara.
Soekarno dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang kedua, kemudian menunjuk Samsi Sastrawidagda sebagai Menteri Keuangan pertama, 19 Agustus 1945 – 26 September 1945 (sebelum diganti oleh A A Maramis).
Sebagai Menteri Keuangan dalam kabinet Republik Indonesia pertama, Samsi mempunyai peranan besar dalam usaha mencari dana guna membiayai perjuangan dan jalannya pemerintahan. Ia memperoleh informasi dari Laksamana Shibata bahwa di gedung Bank Escompto Surabaya tersimpan uang peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang disita Jepang. Karena hubungannya yang dekat dengan para pemimpin pemerintahan Jepang di Surabaya ia berhasil membujuk mereka. Uang tersebut diambil melalui operasi penggedoran bank. Uang itu pun digunakan sebagai kepentingan negara.
Setelah kejadian itu, pria kelahiran Solo 3 Maret 1894 ini, tidak pernah memimpin Kementerian Keuangan secara langsung. Bahkan belum sempat menyusun perencanaan kembali. Kondisi fisiknya yang sering sakit-sakitan menjadikan ia lebih memilih tinggal di Surabaya. Kemudian pada tanggal 26 September 1945 ia mengundurkan diri dari Menteri Keuangan dan digantikan A A Maramis yang sebelumnya menjabat Menteri Negara.
Akhirnya, sarjana hukum dan ekonomi dari Handels-hogeschool di Rotterdam, Belanda, ini meninggal dunia pada tahun 1963. Ia merupakan anggota BPUPKI yang pertama dan anggota PPKI pertama dan kedua. Selain itu, ia juga meraih gelar doktor dengan disertasi Politik van Japan di Belanda.
(Empat-Pilar-MPR/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email