Polisi AS, tangkap demonstran anti-Trump.
Lebih dari 200 demonstran telah ditangkap dalam gelar unjuk rasa selama pelantikan Presiden AS Donald Trump di Washington.
Polisi Washington mengatakan mereka menangkap paling sedikit 217 orang pada hari Jumat (20/1), menuduh mereka melakukan tindakan vandalisme dan merusak properti. Mereka memprotes pelantikan Trump.
Sekitar 500 orang, memakai masker, berbaris melalui pusat kota dimana beberapa dari mereka menghancurkan jendela dan memblokir lalu lintas.
Petugas anti huru hara menggunakan semprotan merica, gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan kerumunan, beberapa di antaranya bersenjatakan linggis dan palu, menurut pihak berwenang.
Dua petugas terluka saat mereka berusaha untuk menangkap beberapa pengunjuk rasa, kata polisi.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan anti-Trump dan membawa poster, bertuliskan "Membuat Rasis Takut Lagi," plesetan slogan kampanye "Membuat America Besar Lagi" pengusaha-berubah-politisi New York.
Beberapa pengunjuk rasa lainnya membawa plakat plakat dukungan untuk calon presiden Demokrat Hillary Clinton yang dikalahkan oleh Trump dalam pemilihan 8 November tahun lalu.
"Pesan yang saya ingin kirim adalah bahwa Trump tidak mewakili negara ini. Dia mewakili kepentingan perusahaan," kata Jessica Reznicek, 35-tahun, pekerja bantuan Katolik Roma dari Des Moines, Iowa.
US Secret Service, polisi Washington dan lembaga penegak hukum lainnya berjumlah hampir 28.000 petugas untuk memperketat keamanan di sekitar tiga mil persegi (7,8 km persegi) dari pusat kota Washington.
Trump dilantik sebagai presiden ke-45 AS di Capitol Hill, berjanji akan memulai "usaha nasional yang besar" untuk membangun negeri itu.
Dalam pidato pelantikannya, Trump bersumpah bahwa dia akan mengambil keputusan yang menempatkan "hanya Amerika yang pertama."
Sebelum dia mengambil sumpah jabatan, demonstran turun ke Washington dengan pesan untuknya: "Kau bukan presiden saya."
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email