Pesan Rahbar

Home » » Tujuh Kunci Kebahagiaan Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib

Tujuh Kunci Kebahagiaan Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib

Written By Unknown on Friday, 25 August 2017 | 16:16:00


Siapa manusia di dunia ini yang tak mau bahagia? Semua sama, ingin hidup bahagia. Hanya saja, cara mencari bahagia itulah yang kadang berbeda di antara mereka.

Di sisi lain, pemahaman yang keliru tentang apa arti bahagia, seringkali menjerumuskan manusia bahwa bahagia bisa diraih jika mereka berlimpah materi. Padahal jika manusia mau mencari dengan teliti, ternyata letak bahagia bukan pada materi. Tetapi ada pada sikap kita dalam menjalani hidup.


Hal inilah yang pernah disampaikan oleh sahabat utama sekaligus menantu Rasulullah SAW, Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. Bahwa setidaknya ada tujuh kunci untuk meraih kebahagiaan menurut suami Sayyidah Fathimah, putri Nabi tersebut. Apa saja?

Pertama, jangan membenci siapapun, sekalipun ada yang menyalahi hakmu.

Pernah mengalami hak pribadi kita direbut orang lain? Jika pernah, yang kerap terjadi, biasanya sikap kitapun langsung membenci orang yang bersangkutan. Padahal kita tak perlu membencinya. Cukup benci sikapnya saja. Sehingga tidak sampai memutus hubungan baik dengan orang tersebut. Dengan demikian, kita juga tidak akan menambah musuh.


Kedua, jangan pernah bersedih secara berlebihan sekalipun masalah memuncak.

Tak ada manusia yang tak punya masalah. Semua orang lahir dengan diikuti masalah-masalah. Bila masalah memuncak, jangan sampai ritme kesedihan mengikuti tingginya suatu persoalan. Sebab sedih yang memuncak, mampu menghilangkan daya kepekaan untuk mencari jalan keluar yang baik.


Ketiga, hiduplah dalam kesederhanaan sekalipun serba ada.

Saat seseorang dikaruniai kelebihan materi, cenderung ingin ditampakkan kepada orang lain bahwa dirinya memang orang berada. Namun alangkah baiknya menjalani hidup dengan sederhana. Karena selain menumbuhkan rasa syukur, juga menutup pintu dengki bagi orang yang tidak suka melihat orang lain serba cukup.


Keempat, berbuatlah kebaikan sekalipun banyak musibah.

Musibah memang mampu menguras perasaan dan hati. Bahkan terkadang mampu membuat orang hilang kendali. Justru jika ingin hidup kita pulih dengan cepat dari musibah yang menimpa, berbuatlah kebaikan apa saja semampu kita. Kebaikan itu bisa menguatkan jiwa agar lebih tabah menghadapi musibah. Semakin banyak kebaikan yang dilakukan, maka jiwa semakin kuat menghadapinya.


Kelima, perbanyak memberi walaupun engkau sedang susah.

Memberi di kala ekonomi seret menjadi ujian tersendiri. Bagaimana bisa, saat kita sedang membutuhkan, tapi justru sesuatu yang dibutuhkan itu diberikan kepada orang lain? Tapi inilah sikap unik dan terpuji. Orang yang biasa melakukan ini berarti telah menemukan adanya kenikmatan memberi dan berbagi di dalamnya. Secara logika sepertinya tidak masuk akal. Tapi sebenarnya akal kita saja yang belum masuk atau belum mampu memahami.

Dengan memberi sesuatu kepada orang lain meski dalam keadaan susah, sebenarnya pemberi sedang mengikis kesusahan itu sendiri. Sehingga tanpa sadar susah yang dialami cepat teratasi.


Keenam, tersenyumlah walaupun hatimu sedang menangis.

Muka cemberut adalah cerminan hati yang kusam. Fisik akan menggambarkan suasana hati. Namun cukup hebat bila tersenyum di kala hati tersayat karena dirundung sedih. Ada unsur pemaksaan akan penggambaran fisik dari keadaan hati yang sesungguhnya. Kondisi ini merupakan sikap yang bisa memulihkan hati dengan cepat. Sebab terbantu dengan senyuman yang terkesan pura-pura itu, dan akhirnya lambat laun hatipun ikut tersenyum.


Ketujuh, jangan memutus doa untuk saudara Muslim.

Bagi orang Muslim doa adalah senjata. Di kala tidak ada lagi sesuatu yang dilakukan, maka doa menjadi andalan. Dengan mendoakan saudara Muslim, sebenarnya doa itu kembali kepada siapa yang berdoa. Sebab setiap Muslim yang sedang mendoakan kebaikan untuk Muslim lainnya, malaikat akan mengaminkan doa itu agar terjadi pada si pendoa juga. Begitu Rasulullah menyebutkan. Maka peluang kebaikan akan banyak diterima jika makin sering mendoakan kebaikan untuk saudara sesama Muslim.

Itulah tujuh kunci kebahagiaan yang merupakan bagian dari sikap dalam menghadapi masalah. Mari kunci-kunci ini kita pegang erat-erat dalam menghadapi peliknya hidup. Agar kebahagiaan melekat terus pada diri kita. Insya Allah.

(Islam-Indonesia/onsizzle/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: