Bayangkan, puluhan juta manusia dari berbagai belahan dunia tiba-tiba datang dan tumplek di satu tempat dan waktu yang sama. Hal ini seakan mustahil, tapi ternyata ada dan terjadi bahkan bukan sekali dua kali, melainkan setiap tahun.
Tempat itu tak lain adalah Karbala, 100 km barat laut Baghdad, ibu kota Irak, dan peristiwa superdahsyat bak mukjizat nan lestari ini terjadi semata-mata hanya lantaran di kota yang dulu hanya merupakan gurun nan kering kerontang dan tandus itu terdapat tempat persemayaman cucunda Nabi saw, Imam Husain ra.
Ketua Dewan Permusyawaratan Daerah Provinsi Karbala, Irak, Nasif Jasim al-Tamimi menyatakan jumlah peziarah makam cucunda Nabi saw, Imam Husain ra, hingga Rabu (2/12) mencapai 15 juta orang, namun dia juga memperkirakan bahwa hari ini, Kamis (3/12), jumlah itu akan melonjak drastis hingga menembus angka 20 juta. Bersamaan dengan ini, NDTV menyebut acara peringatan Arbain Husaini sebagai pertemuan tahunan terbesar manusia di planet bumi.
“Diperkirakan bahwa hingga hari Kamis yang bertepatan dengan puncak peringatan Arbain Husaini di Irak, jumlah peziarah melampai batas 20 juta orang,” ungkap al-Tamimi, sebagaimana dilansir berbagai portal berita Irak dan dikutip IRNA, Rabu.
Seperti diketahui peringatan Arbain Husaini adalah peringatan 40 hari gugur syahidnya Imam Husain ra beserta puluhan anggota keluarga dan sahabatnya di padang sahara Karbala di tangan balatentara penguasa tiran Yazid bin Muawiyah dari dinasti Umayyah pada tahun 61 H.
Tragedi yang menimpa keluarga suci Nabi saw ini setiap tahun diperingati dengan tangis dan dukacita yang teramat mendalam oleh umat Islam, terutama yang bermazhab Syiah, baik sebagai bentuk simpati mereka kepada Nabi saw dan keluarganya, maupun untuk menandai hasrat dan keinginan mereka mengikuti jejak dan semangat pengorbanan Imam Husain ra demi menjaga agama kakeknya dan melawan tirani, penindasan dan angkara murka di muka bumi. Karena itu tak heran apabila jumlah pelayat makam putera pasangan Ali ra dan Fatimah ra itu mencapai puluhan juta orang, dan datang dari seluruh penjuru dunia.
Ini seakan menunjukkan bahwa tak sedikit umat Islam merasa belum puas menjadi Muslim apabila di hari duka lara keluarga Nabi saw itu mereka tidak ikut merintih dan merasakan remuk redam keluarga suci itu dalam pengorbanan di jalan Allah Swt, sehingga mereka rela bersusah payah meluangkan waktu dan mengeluarkan hartanya untuk mengikuti peringatan-peringatan seperti Asyura (hari kesyahidan Imam Husain ra) dan Arbain di Karbala. (Baca juga: Lihatlah Indahnya Islam Pada Peringatan Arbain…)
Bagi mereka, peringatan itu juga merupakan “hari Allah” (yaumullah) , yakni hari syi’ar Allah, syi’ar kebesaran Allah dan keagungan ajaran dan nilai-nilaiNya. Jika hari penyembelihan domba dan kambing saja pada Idul Adha menjadi syiar dan hari Allah, lantas bagaimana mungkin hari pengobanan dan tersembelihnya figur seagung cucunda Nabi Besar Muhammad saw demi membela Islam tidak menjadi hari dan syi’ar Allah.
Selasa lalu dilaporkan bahwa para pelayat berdatangan ke Karbala bukan hanya dari dalam Irak sendiri melainkan juga dari puluhan negara lain.
Al-Tamimi mengatakan peringatan Arbain Husaini kali ini tampak lebih mencengangkan dari segi jumlah peziarah maupun jumlah negara asal mereka. Sebelumnya dilaporkan bahwa para peziarah itu mengalir dari sekitar 60 negara, namun belakangan, menurut al-Tamimi, tercatat lebih dari 80 negara dari semua benua di dunia.
Karena itu, lanjutnya, kedatangan lautan manusia ini memerlukan pengelolaan dan pelayanan yang luar biasa, dan dalam rangka ini di Karbala sudah ada lebih dari 9000 kelompok relawan dari dalam dan luar negeri yang aktif memberikan pelayanan untuk para peziarah.
Secara terpisah, direktur bidang media dan informatika panitia penyelenggara peringatan Arba'in Husaini, Mohammad Ali Anushah, kepada IRNA mengatakan sebanyak 600 wartawan dan kameramen telah mendaftarkan diri untuk melakukan peliputan acara keagamaan terbesar di dunia ini, dan dari jumlah itu sudah ada 400 orang yang sudah masuk ke Karbala.
Dia menambahkan bahwa tak kurang dari 240 kamera wartawan sudah beroperasi menyorot kedatangan gelombang peziarah, 200 di antara ditempatkan di jalur-jalur masuk ke Karbala dan di dalam Karbala sendiri, sedangkan 40 lainnya dipasang hanya di sekitar makam.
Situs berita NDTV Selasa (1/12) melaporkan jutaan orang dari berbagai belahan dunia berdatangan ke Karbala demi mengikuti acara peringatan Arba'in Husaini tanpa peduli ada ancaman teror dari kelompok teroris ISIS.
Situs yang berbasis di India ini juga menyebut Arba'in Husaini sebagai pertemuan tahunan terbesar di dunia yang jumlah pesertanya jauh melampaui jumlah jamaah haji yang hanya sekitar dua juta orang.
“20 juta pelayat Arba'in tahun lalu mengerdilkan pertemuan-pertemuan lain, setara dengan 60 persen populasi Irak, dan jumlah ini terus meningkat setiap tahun,” tulis NDTV.
(Liputan-Islam/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email