Menurut Imam Ali as tolak ukur kemuliaan seseorang di sisi Allah swt adalah takwa, dan hal ini tidak menjadi sebab ia bisa mendapatkan hak lebih dari baytul mal.
Seorang peneliti sejarah Islam, Hujjatul Islam Muhammad Ridha Hadadpoor Jahrami menjelaskan bahwa orang-orang Iran di mata Imam Ali as memilki keistimewaan khusus, dimana dalam berbagai kesempatan Imam Ali as senantiasa menekankan tentang mereka.
Menurutnya, pada saat yang sama, masyarakat badui pada waktu itu melakukan diskriminasi antara muslim Iran dan muslim Arab, dan bahkan mereka merendahkan orang-orang Iran kala itu. Namun Amirul Mukminin Ali as yang merupakan simbol dari keadilan Islam ini berusaha untuk merubah pandangan yang bukan berasal dari Islam, dimana Imam as menganggap semua muslim adalah sama.
Karena menurut Imam Ali as tolak ukur kemuliaan seseorang di sisi Allah swt adalah takwa, dan hal ini tidak menjadi sebab ia bisa mendapatkan hak lebih dari baytul mal, oleh karena itu menurut Imam Ali as perbedaan antara muslim badui dengan muslim Iran bukan berdasarkan keislaman mereka, dan karena itu mereka mendapatkan bagian yang sama, jelas Hujjatul Islam Jahrami.
Lebih lanjut peneliti sejarah Islam ini menyebut bahwa pada saat Imam Ali as masuk ke kota Kufah, orang-orang, kepala-kepala suku dan masyarakat Kufah datang untuk bertemu dengan Imam as, dan mereka menyambutnya, dan bahkan orang-orang dari desa-desa di Iraq yang merupakan non-muslim juga datang menemui Imam Ali as.
Suatu hari seorang petani yang berasal dari Iran menghadiahkan Imam Ali as sebuah pakaian yang disulam dari emas. Kemudian Imam Ali as menjual pakaian tersebut kepada Amr bin Harits seharga 4000 Dirham, kemudian Imam Ali as membagikan uang tersebut, diterimanya hadiah dari orang Iran non-muslim merupakan keistimewaan tersendiri yang tertulis dalam sejarah Imam Ali as.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email