Diplomasi aktif yang dilakukan oleh Arab Saudi hari-hari ini, terutama setelah Donald Trump berhasil menjadi presiden Amerika dan Riyadh terjerat krisis ekonomi, memiliki banyak alasan.
Kunjungan Salman dan Muhammad bin Salman ke kawasan timur dan barat adalah sebuah usaha besar Al Saud untuk membenahi kondisi politik dan ekonomi yang sekarang sedang mencekam Arab Saudi.
Mungkin beberapa poin berikut ini layak kita perhatikan bersama:
Pertama, kunjungan Salman ke Jepang berhubungan dengan sisi ekonomi. Diharapkan akan disepakati kontrak-kontrak ekonomi untuk mendukung rancangan tahun 2030 mendatang. Semua ini setelah Arab Saudi mengalami defisit anggaran sebesar 87 milyar dolar pada tahun 2016 dan 53 milyar dolar pada tahun 2017 ini. Padahal puasa ekonomi telah diberlakukan di negara petro dolar ini.
Kedua, Arab Saudi sekarang sudah mulai paham bahwa ekonomi yang bergantung kepada minyak sudah tidak berguna lagi. Untuk itu, Riyadh ingin melakukan investasi nonmigas di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggaran dengan harapan bisa menombok defisit anggaran yang sedang dialami.
Ketiga, para ahli berkeyakinan bahwa orientasi Arab Saudi ke Asia Timur adalah sebuah peluruh terakhir untuk melarikan diri dari kelemahan ekonomi. Yaitu kelemahan sebagai akibat dari agresi buas dan berkepanjangan terhadap Yaman. Menurut Mark Curtis, Al Saud dan pada penguasa mereka adalah rezim yang gila, tolol, dan radikal.
(Shabestan/BerbagaiSumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email