Pesan Rahbar

Home » , » Poorwo Soedarmo, Bapak Gizi Indonesia Pencetus “Empat Sehat Lima Sempurna”

Poorwo Soedarmo, Bapak Gizi Indonesia Pencetus “Empat Sehat Lima Sempurna”

Written By Unknown on Thursday 10 March 2016 | 18:24:00

Foto : www.isigood.com

Poorwo Soedarmo Lahir di Malang, Jawa Timur pada tanggal 20 Februari 1904, dikenal sebagai “Bapak Gizi Indonesia”, karena dia adalah orang pertama yang memperkenalkan, merintis dan mengembangkan pengetahuan tentang gizi dan ketenagaan gizi di Indonesia. Ribuan tenaga gizi dari berbagai tingkatan, mulai Diploma hingga S3 dan Guru Besar, bermula dari gagasan dan perjuangannya pada tahun 1950-an awal berkembangnya ilmu gizi di Indonesia. Selain diakui sebagai bapak gizi Indonesia oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) pada tahun 1969, ia juga diberi Bintang Mahaputra Utama tahun 1992 oleh Pemerintah atas jasanya mengembangkan gizi.

Selama pendudukan Jepang, ia tinggal di Banten, Jakarta Barat, sempat bekerja sebagai kepala pelayanan medis hingga tahun 1948 kemudian menjadi dokter kapal “Polodarus”. Setelah itu, Pak Poorwo melakukan pelayaran ke Belanda selama 6 bulan, kemudian menuju London pada tahun 1949. Di London lah ketertarikan Prof. Dr. Poorwo Soedarmo terhadap bidang nutrisi mulai muncul. Di London School of Hygiene and Tropical Medicine, ia melakukan studi tentang malaria dan peran DDT untuk mengontrol malaria bersama Prof. Mc Donald. Pada saat itu pula ia menunjukan ketertarikannya dalam bidang nutrisi bersama Profesor Platt. Pada tahun 1950, memperdalam ilmu gizinya di Institute of Nutrition, Manila.

Seusai menamatkan studinya ia kembali ke Indonesia untuk dapat mengabdikan ilmu dan pengetahuannya kepada Ibu Pertiwi. Langkah pertamanya adalah dengan mendirikan Akademi Ahli Diit dan Nutrisionis, yang kemudian menjadi Akademi Gizi. Dengan keahliannya di bidang gizi, Dr. J. Leimena, Menteri Kesehatan pertama Indonesia, memintanya untuk mengepalai Lembaga Makanan Rakyat (LMR) dari tahun 1950–1958.


Demi Generasi yang Sehat

Empat Sehat Lima Sempurna adalah kampanye yang dilakukan pemerintah sejak tahun 1955 untuk membuat masyarakat memahami pola makan yang benar. Dalam konsep 4 sehat 5 sempurna, makanan dibagi atas empat sumber nutrisi penting, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu bila mampu, menjadi lima sempurna. Konsep ini menekankan pentingnya empat golongan makanan berupa sumber kalori untuk tenaga, protein untuk pembangun, sayur dan buah sumber vitamin dan mineral untuk pemeliharaan.

Pentingnya gizi dalam kehidupan bangsa Indonesia, sudah dirintis oleh Prof.Poorwo Soedarmo. Tugas utama LMR adalah melanjutkan penelitian tentang pola makan dan penyakit yang berhubungan dengan makanan, serta pendidikan gizi kepada masyarakat yang waktu itu masih sangat sederhana, banyak yang buta aksara, dan miskin.

Pada saat itu belum ada terjemahan yang tepat untuk kata “nutrition” dalam bahasa Indonesia. Karena itu digunakan kata makanan dan diit. Pada tahun 1957/1958, tiga mahasiswa tingkat akhir APN/AD yaitu Ramli Bandi (Ketua Senat), Djoko Saptono Slamet dan Soekirman diberi tugas oleh direktur APN/AD Poorwo Soedarmo untuk menanyakan kepada ahli bahasa Indonesia di Lembaga Pusat Bahasa Fakultas Sastra Universitas Indonesia di Jl.Diponegoro. Oleh direktur Lembaga Pusat Bahasa Harjati Soebadio, ketiga mahasiswa tersebut diterima dan diberi dua pilihan terjemahan kata “nutrition”. Pertama, “Gizi” yang berasal dari bahasa Arab, atau “Harena” yang berasal dari bahasa Sanskerta. Keduanya mempunyai arti yang sama yaitu makanan yang menyehatkan. Prof.Poorwo memilih “Gizi”. Kata „Gizi‟ pertama kali digunakan dalam pidato pengukuhan guru besar di FK-UI pada tahun 1958 oleh Prof. Djuned D. Poesponegoro (Guru besar penyakit anak) dan Prof. Poorwo Soedarmo (Guru besar Ilmu Gizi) pada tahun yang sama.

Prof. Poorwo Soedarmo meninggal di Jakarta, 13 Maret 2003 pada usia 99 tahun. Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan kemudian resmi menggunakan jargon “Gizi Seimbang” sebagai perkembangan dari “Empat Sehat Lima Sempurna” yang dicetuskan Poorwo Soedarmo enam dekade silam.

(Empat-Pilar-MPR/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: