Pesan Rahbar

Home » » Ustadz Husein Alatas :”Grand Syeikh al-Azhar Bawa Agenda Persatuan Umat”

Ustadz Husein Alatas :”Grand Syeikh al-Azhar Bawa Agenda Persatuan Umat”

Written By Unknown on Tuesday 5 April 2016 | 11:32:00


Ustadz Husein bin Hamid Alatas, yang dikenal sebagai Founder Radio Silaturahim dan penggerak pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza pada Rabu (2/3/2016), dalam Program kajian Dibawah Naungan Al-Quran yang disiarkan oleh Rasil TV dan Radio Silaturahim menyampaikan tausiyah yang begitu mendamaikan. Beliau merupakan salah satu ulama alumnus Al Azhar Cairo yang dikenal sebagai pendakwah yang ikhlas. Dakwah yang disampaikan beliau sarat dengan nilai-nilai akhlak teoritis dan praktis yang dipaparkannya dengan santun dan mendamaikan serta Menentramkan Umat, hingga dikagumi berbagai lapisan masyarakat Nusantara dan Negeri Jiran.

Tausiyah dan ceramahnya yang selalu mempersatukan itu selain mengundang decak kagum juga menuai kritikan, karena beliau merupakan Ulama yang sangat tegas dan berani. Pada kesempatan Tausiyah yang disiarkan secara langsung pagi tadi, beliau mengajak umat untuk senantiasa bersatu dan tidak menebarkan fitnah serta perpecahan. Sebagaimana diketahui saat ini ada golongan dan kelompok yang selalu mengaku paling benar akan tetapi dilain pihak sangat aktif dalam menebar perpecahan ditengah umat, dengan saling memfitnah dan bahkan berani menjatuhkan ulama-ulama ternama di dunia.

Ustadz Husein bin Hamid Alatas, nampaknya sangat mengikuti perkembangan Islam dan umatnya, sehingga beliau tidak pernah diam dalam menghadapi orang-orang yang selalu merusak citra Islam dan Ulamanya. Sebagaimana diberitakan di berbagai media, Indonesia kedatangan seorang Ulama yang sangat moderat, Syeikh Al Azhar Membawa Pesan Damai tapi kedatangannya justru disalahartikan oleh sebagian kelompok anti persatuan dan perdamaian, mereka menganggap Grand Syeikh Al Azhar telah merusak agenda besar mereka. Pada akhirnya Grand Syeikh Al Azhar pun dijadikan bahan fitnah dan cacian. Ustadz Husein bin Hamid Alatas tidak tinggal diam dan berusaha membela Grand Syeikh Al Azhar, diantara saduran tausiyah pembelaannya sebagai berikut:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ لَهُمُ الْبُشْرَىٰ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Ketauhilah, Sesungguhnya wali-wali Allah yang menjadikan Allah sebagai wali-Nya adalah orang-orang yang disayangi dan dicintai oleh Allah Swt, mereka tidak akan pernah merasakan rasa takut dan tidak akan mengalami kesedihan karena Allah selalu mendampingi mereka. Walaupun Ketika mereka menegakan kebenaran, mereka harus mempersembahkan tubuhnya hingga hancur tercabik-cabik, maka mereka tidak akan pernah gentar, karena yang mereka persembahkan adalah tubuh yang nanti akan hancur dan musnah, dan mereka berani mengorbankan jiwanya karena hanya mengharap keridhaan Allah Swt dan kebenaran yang ditinggalkan sebagai kenang-kenangan di tengah bangsa dan umatnya. Jadi jangan menganggap tubuh yang tercincang-cincang merupakan satu pengorbanan yang sia-sia , dan jangan pula menganggap itu merupakan satu petaka asalkan tubuh tersebut hancur demi menegakan kebenaran, keadilan. Maka yang kita persembahkan itu tidak akan berarti jika dibandingkan dengan apa yang akan kita terima disisi Allah Swt dan belum lagi jika dibandingkan dengan kenangan yang akan dikenang, akan dicatat oleh anak bangsa.

Persembahan tubuh yang usang dan punah ini akan tergantikan dengan tampilnya kebenaran dan keadilan, itulah yang kita dambakan. Jangan sampai kita mengorbankan kebenaran dan keadilan karena kita berusaha menyelamatkan tubuh ini, padahal tubuh ini di masa mendatang akan berubah menjadi usang dan punah serta musnah. Atau untuk mempertahankan kekayaan dunia atau demi nama-nama dari kelompok, golongan dan etnik, semua itu wal ya’udzubillah merupakan berhala-berhala yang telah memalingkan manusia dari Allah Swt.

Para wali Allah itu tidak akan mengalami ketakutan dan tidak akan berduka dan bersedih, bagaimana mungkin mereka berduka, apa yang telah pergi dari mereka itu semua kembali kepada Allah dan merekapun menyakini bahwa dirinya akan kembali pula kepada Allah Swt . Yang ada di sisi Allah Swt itu terjaga dan terpelihara sedangkan yang ada pada diri kita belum tentu terjaga dan terpelihara.

Oleh karena itu ridha dengan ketentuan Allah Swt, pasrah kepada-Nya dan mengutamakan Hari Akhirat itulah merupakan rasa aman yang menghilangkan ketakutan dan membebaskan dari kesedihan.

Alladzina aamanu wa kaanuu yattaqun, yang dimaksud dengan para waliallah itu Adalah orang yang beriman dan bertakwa. Bukan paranormal, sekali lagi bukan paranormal tapi mereka adalah orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Kalau dia terbang di Angkasa akan tetapi dia tidak mengerjakan shalat dan juga tidak bertakwa kepada Allah Swt, justru dia bukanlah waliallah akan tetapi dia itu Syaitan. jadi jangan pernah kita menganggap waliallah itu mampu melakukan sesuatu dan terikat dengan hal-hal mistik, tapi yang beriman dan bertakwa dialah orang-orang yang betul-betul menjadikan Allah Swt sebagai Wali bagi dirinya dan Allah Swt juga mengangkatnya sebagai orang-orang dan hamba yang dikasihi.

Lahumul busyra fil hayati al-dunya wa fil akhirah bagi mereka kabar gembira, baik di kehidupan Dunia maupun di Akhirat. La tabdila li kalimatillah tidak akan ada perubahan bagi kalimat Allah dan ketentuan-Nya. Tidak ada seorangpun yang mampu berkuasa dan meralat ketetapan Allah. Ketetapan-Nya yang berlangsung itu ya’lu wala yu’la alaih. Ustad, Kiyai, Habib dan bahkan Nabi pun tidak mampu untuk merubah segala ketentuan Allah Swt. Orang yang dimuliakan oleh Allah Swt tidak akan pernah bisa dihinakan oleh orang lain, orang yang dihinakan oleh Allah Swt juga tidak akan bisa dimuliakan oleh selain-Nya. Lahumul busyra fil hayati al-dunya wa fil akhirah bagi mereka kabar gembira, baik di kehidupan Dunia maupun di Akhirat Dzalika huwal fauzul ‘adzim itulah merupakan keberuntungan yang amat besar.

Marilah kita bersatu, berpegang dengan tali Allah, dibawah naungan Agama yang Allah ridhai yaitu Al-Islam. Dan marilah kita berjuang, bukan untuk golongan, bukan untuk Syiah, bukan untuk Sunni, bukan untuk Salafi, bukan untuk NU, bukan untuk Muhammadiyah dan bukan pula untuk Persis, tapi marilah kita berjuang hanya untuk Allah Swt.

Jangan kita yang sudah dewasa, sudah tua, masih bertingkah laku seperti anak-anak, masing-masing berusaha menonjolkan kelompoknya, golongannya, mazhabnya, kemudian memfitnah kelompok yang lain, mengedit gambar-gambar dan film- film yang mereka sebarkan, padahal orang yang melakukan hal tersebut dirinya mengaku sebagai orang yang beriman. Nama-nama yang indah seperti Abu Aqilah tidak akan diselamatkan dengan perbuatan yang kotor. Oleh karena itu orang yang memiliki nasab mulia, tapi disisi lain amalnya rendah maka justru itu akan menjatuhkan dirinya. seperti Imam Ali bin Abi Thalib katakan, “

من بطأ به عمله لم يسرع به نسبه

“Orang yang diperlambat oleh amalnya nasabnya tidak akan akan memuliakan dirinya.”

Begitu pula orang yang memiliki nama-nama yang besar, kalau perbuatannya rendah, apa gunanya? Akhirnya orang tidak akan menyebutnya dengan Abu Aqila tapi dengan sebutan Abu Jahal. Maka bertaubatlah dari perbuatan yang rendah dan jangan gemar menyebarkan fitnah. Oleh karena itu berbagai macam fitnah yang dilayangkan pada orang-orang yang berjuangkan untuk kebenaran, hanyalah akan merugikan para penebar fitnah. Fitnah yang ditujukan kepada Rasil juga tidak akan pernah merugikan RASIL, justru akan membuat RASIL semakin harum dengan dakwahnya yang mengajak pada ISLAM YANG SATU

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

(Islamiyah-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: