Pesan Rahbar

Home » » Menjalani Akhir Zaman dengan Tazkiyah (Pensucian Insan)

Menjalani Akhir Zaman dengan Tazkiyah (Pensucian Insan)

Written By Unknown on Tuesday 19 July 2016 | 13:51:00


Oleh: Angkoso Nugroho Disadur Tanggal 15 Mei 2012

Tazkiyah (Pensucian) adalah salah satu ajaran Islam yang penting yang juga merupakan salah satu aspek yang penting dari misi Rasulullah (s.a.w) di bumi selain mendirikan Darul Islam. Tazkiyah adalah proses pensucian insan demi kepentingan pertumbuhan karakter dan perilaku Insan. Tazkiyah arti dasarnya adalah perawatan tanaman, dimana tanaman dijaga dari semua hal yang dapat menghambat pertumbuhannya. Ketika terminologi ini diaplikasikan kepada manusia, maka Tazkiyah berarti, untuk menyempurnakan manusia dan menghapus jejak-jejak kebatilan setan yang sudah tertanam dalam diri manusia dan juga untuk menghalau hama-hama spiritual yang menghalangi manusia untuk berhubungan dengan Allah. Ketika proses pensucian ini selesai maka diri manusia terbagi menjadi dua, jati diri yang tertinggi dan jati diri yang terendah.

Jati diri yang terendah (al-nafs al-ammara) berfungsi sebagai dasar dari insting manusia yaitu, lapar, sex, reproduksi, kekayaan, kesenangan pribadi, kebanggaan diri akan status/ jabatan, arogansi dan lain-lain. Jati diri yang tertinggi adalah menginginkan nilai-nilai kebenaran, keindahan, kesucian, harmoni, keseimbangan, kesetaraan dan akhirnya kedekatan dengan Allah.

Allah menitipkan nur (cahaya) ke dalam hati orang-orang yang beriman. Yaitu mereka yang beriman tidak hanya di mulutnya namun di hatinya. Orang itu adalah orang yang telah mengupayakan segala macam usaha untuk menjamin kehidupan yang dijalaninya sesuai dengan Hukum Allah SWT.

Orang yang beriman harus menghilangkan kebencian, dendam, kerakusan, kebohongan dan pemikiran jorok dan binal di dalam hatinya dan belajar untuk memaafkan. Puasa dan berdoa (shalat tahajud) akan sangat membantu hal ini. Orang yang beriman harus mengisi hatinya dengan cinta terhadap Allah, dan terhadap semua yang dicintai Allah, dan royal dalam sedekah, menjauhi orang-orang yang bermoral ganda.


Menghapus Jejak Kebatilan atau Membersihkan Hati yang Kotor

Muslim harus mengakui dosa yang diperbuatnya yaitu pelanggaran Hukum Allah SWT. Contoh dosa yang tidak bisa dihindari manusia di kolong jagat saat ini adalah syirik politik kepada Allah. Sudah menjadi dasar Islam bahwa jika seorang Muslim mengakui Allah sebagai pihak yang tertinggi, subhanahu wa ta’alaa, Allah sebagai Al-Akbar, Maha Besar, Maha Agung, Maha Tertinggi, maka Muslim tersebut mengakui bahwa Allah sebagai Penguasa Alam Semesta dan dia tidak mengenali kekuasaan di bumi yang tertinggi yang disematkan kepada seseorang, kepada institusi atau kepada secarik kertas yang disebut ‘hukum manusia’.

Walaupun dia berada di wilayah hukum negara sekuler, seperti negara kita, dia harus menolak semua kekuasaan yang menandingi kekuasaan Allah, yang berhak mengatur segala aspek kehidupan manusia, walaupun itu hanya sebatas penolakan di dalam hati.

Agar dosa dan jejak kebatilan itu hilang dari diri kita, maka kita harus meyakininya. Secara terus menerus meyakinkan diri kita. Mengapa? Karena dosa itu secara terus menerus di doktrinkan kapada diri kita semenjak kita kecil. Setelah itu, kita wajib mengajarkan hal ini kepada orang lain, dan terus mengajarkannya kepada semua orang yang kita temui.

Jika kita masih bermimpi melakukan mengenai hal ini, maka noda dosa itu belumlah hilang, hingga pada suatu saat kita sampai pada keyakinan bahwa tidak akan ada yang dapat mengembalikan kita kepada dosa ini, maka hati kita telah bersih dari kotoran dosa ini.

Contoh dosa besar lain yang kini menjadi debu di badan manusia adalah riba, yaitu piutang dengan bunga. Riba juga berbentuk penipuan transaksi yang tidak adil, propaganda hitam dalam jual beli, transaksi kredit, dan lain-lain. Seluruh uang (kertas) yang beredar di negara ini adalah piutang berbunga dari IMF, apakah kita menyadarinya?

Rasulullah (saw): “Akan datang suatu masa ketika orang ditanya apakah dirinya mengambil Riba? Dan dia menjawab tidak! Ketahuilah debu Riba menempel di badannya”. (Sahih Bukhari)


Menghalau hama spiritual

Adalah menghindari semua aspek keduniaan atau materialisme yang dapat mendoktrin diri kita untuk mencintai dunia. Dengan kata lain menjaga agar kotoran tidak dapat mengotori hati.

Rasulullah (saw) berkata: “Demi Dia yang menggenggam nyawaku, aku taruh keselamatan Hasan dan Husein (cucu beliau) kepadaNya dari gangguan hama-hama dan dari mereka yang iri dan dengki” (Sahih Bukhari)

Hama yang kini dianggap virus spiritual itu diantaranya; musik, fashion, lifestyle, kesenangan pribadi atau hobi atau kecintaan terhadap barang tertentu, narsisme, hedonisme, materialisme, kapitalisme atau mencintai kekayaan (Dalam Surah Al Kahf mencintai kekayaan termasuk syirik dan dalam Surah Al Humazah dijelaskan ganjarannya yaitu jahannam), trend, komunitas dan komunitarian, novel, film, teater, pornografi, narkotika, gambar-gambar, photo, dan lain-lain.

وَنَفۡسٍ۬ وَمَا سَوَّٮٰهَا (٧) فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَٮٰهَا (٨) قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّٮٰهَا (٩) وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّٮٰهَا (١٠)

7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, 9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Al-Qur’an, Al-Syams, 91:7-10)

Banyak dari manusia yang berjalan menjauh dari takdir yang telah disiapkan untuk mereka. Pencegahan virus spiritual selain mengharuskan kebersihan pikiran juga mengharuskan kebersihan jasad. Bentuk fisik bersihnya badan selain membersihkan badan secara harfiah adalah tidak memakan makanan yang kotor, yaitu memakan makanan yang fitrah atau bersih, bersih dalam artian makanan yang tidak mengandung kotoran seperti pewarna, pengawet, perasa, seperti apa yang ada di hadapan kita saat ini, makanan fast food/ junk food, makanan dalam kemasan, makanan hasil produksi industri, makanan yang dibuat secara batil, dengan rekayasa genetika dan lain-lain. Hal ini juga termasuk makanan kotor jenis baru/ GMO (genetically modified organisme), yaitu yang berasal dari tanaman transgenik, tanaman yang disilang dengan hewan.


Mengkilapkan Hati

Hati yang telah dibersihkan dari kotoran kemudian dijaga agar kotoran itu tidak kembali lagi, maka hati selanjutnya dikilapkan agar nur yang ada di dalamnya dapat menerangi kehidupan dengan jelas, terang, dan mantap. Hati dikilapkan dengan cara berzikir yang dapat dilakukan kapan saja terutama setelah shalat malam. Tidur atau rebahan sebentar jika tidak bisa tidur setelah dhuhur atau ashar, makan sedikit di waktu malam, tidur setelah Isya, bangunlah di malam hari untuk melakukan shalat malam, zikr, membaca Qur’an atau memperdalam pengetahuan.

Zikir dengan mengucap adalah bentuk eksternal dari zikir. Bentuk internalnya adalah zikir di dalam hati, mengingat Allah, mengingat perintahnya yaitu Al-Qur’an di benak kita. Zikir akan mencapai puncaknya ketika anda menyukai ketenangan, sedikit tidur, sedikit makan dan sedikit bicara dan dapat melihat Jahannam dan Allah di dunia ini, bukan di akhirat, inilah yang disebut Al Ihsaan.

Fa illam takun tara
Jika kamu tidak melihatNya

Fa innahu yara
kenyataannya Dia melihatmu

وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ فِينَا لَنَہۡدِيَنَّہُمۡ سُبُلَنَا‌ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (٦٩)

dan orang-orang yang bertekad dan berjuang (fi’na) untuk mencapaiKu, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan dimana mereka dapat mencapai Allah. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berjuang menjadi Al Ihsaan. (Al-Qur’an, Al-Ankabut, 29:69)

(Kampung-Muslim/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: