Pesan Rahbar

Home » » Sejak Zaman Imam Ahmad bin Hambal Barulah Imam Ali Dianggap Sebagai Khulafaurrasyidin

Sejak Zaman Imam Ahmad bin Hambal Barulah Imam Ali Dianggap Sebagai Khulafaurrasyidin

Written By Unknown on Friday, 30 December 2016 | 17:37:00


DAULAH ABBASIYAH.

= PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA DAULAH ABBASIYYAH =

Asal-usul Daulah Abbasiyah.Nama pamannya Al-Abbas bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdul Manaf . Pusat daulah Abbasiyah di Baghdad. Abbas termasuk kedalam pendukung Nabi .

Faktor Pendukung Berdirinya Daulah Abbasiyah:
o Ada dukungan dari kaum Mawali (orang-orang Arab yang memeluk Islam). Kaum Mawali kecewa kepada Bani Umayyah, karena kaum mawali diberlakukan tidak adil .
o Ada dukungan dari para Ulama. Kaum Mawali kecewa pada Umayyah karena tidak ada perkembangan agama islam, tidak mementingkan SDM
o Masyarakat pada saat itu, ingin punya pemimpin yang adil, karena mayoritas khalifa2 Bani Umayyah tidak adil.
o Ada dukungan dari kaum alawiyyin (pengikut Ali, sekarang namanya menjadi Syiah). Mereka kecewa pada Bani Umayyah karena Khalifah Bani Umayyah memerintahkan pada setiap khotib jum’at harus ada kata-kata mencela Ali & keluarga .
o Banyak pemimpin mereka yang dibunuh (seperti: Hasan, Husen dan Zaid bin Husen) . bentuk kekejaman Umayyah yaitu mayat Zaid dibakar sampai jadi abu .
o Bani Umayyah melanggar perjanjian Madain (perjanjian antara Muawiyah dengan Husen bin Ali bin Abi Thalib). Yang isinya :
“apabila Muawiyyah wafat, kekholifahan dikembalikan pada umat islam”
o Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz yang bersifat lunak dan memberikan kebebasan pendapat. Sehingga, memudahkan al-abbas untuk menyusun kekuatan .
o Adanya persaingan antara orang-orang arab. Arab Utara (Bani Qais) dan Arab Selatan (Bani Kalb).


= LANGKAH YANG DILAKUKAN AL-ABBAS DALAM MEREBUT KEKUASAAN =

Langkah yang dilakukan al-abbas dalam merebut kekuasaan adalah dengan cara : Melakukan propaganda (isu-isu) hasut dari mulut ke mulut.

Isi propaganda :
- Apabila Abbasiyah jadi khalifah, nanti khalifahnya keturunan Rasul tanpa menyebutkan namanya. Keuntungan tidak menyebutkan namanya :
“gerakan tidak akan terhenti dengan kematian tokoh tersebut”.

SILSILAH BANI ABBAS:
- Abdi Manaf.
- Hasyim.
- Abdul Mutholib.
- Abdullah – Abbas – Abu Thalib.
- Muhammad – Abdullah – Ali bin Abi Thalib.
- Ali.
- Muhammad.
- Ibrohim al-Imam.

1. Abu Abbas ( 132-136 H = 750-754 M)
2. Abu Ja’far al-Mansur (136-158 H = 754-775 M)
3. Al-Mahdi (158-169 H = 775-785 M)
4. Musa al-Hadi ( 169-170 H = 785-786 M)
5. Harun ar-Rasyid (170-193 H = 786-809 M)
6. Al-Amin ( 193-198 H = 809-813 M)
7. Al-Makmun (198-218 H = 813-833 M)
8. Al-Mu’tasim (218-227 H = 833-842 M)
9. Al-Watsiq (227-232 H = 842-847 M)

- Sesudah al-Watsiq masih ada 28 khalifah lagi yang memerintah .
- Tanda panah ke bawah menunjukan garis keturunan
- Angka menunjukan urutan kekhalifahan.

PERIODISASI MASA KEKHALIFAHAN BANI ABBAS:
1. Periode I (132-232 H = 750-847 M) : pengaruh Persia I
2. Periode II (232-334 H = 847-945 M) : pengaruh Turki I
3. Periode III (334-447 H = 945-1055 M) : pengaruh Persia II (Bani Buwaihi)
4. Periode IV (447-590 H = 1055-1194 M) : pengaruh Turki II (Bani Saljuk)
5. Periode V (590-656 H = 1194-1258 M) : tanpa pengaruh, tapi kekuasaannya hanya sekitar Baghdad.

Ahmad bin Hambal berkata tegas pada sultan bahwa al Qur’an bukanlah makhluk, sehingga beliau diseret ke penjara. Beliau berada di penjara selama tiga periode kekhlifahan yaitu al Makmun, al Mu’tashim dan terakhir al Watsiq. Setelah al Watsiq tiada, diganti oleh al Mutawakkil yang anti syi’ah dan Imam Ahmad pun dibebaskan.

Imam Ahmad lama mendekam dalam penjara dan dikucilkan dari masyarakat, namun berkat keteguhan dan kesabarannya selain mendapat penghargaan dari sultan juga memperoleh keharuman atas namanya. Ajarannya makin banyak diikuti orang dan madzabnya tersebar di seputar Irak dan Syam. Tidak lama kemudian beliau meninggal karena rasa sakit dan luka yang dibawanya dari penjara semakin parah dan memburuk. Beliau wafat pada 12 Rabi’ul Awwal 241 H (855). Pada hari itu tidak kurang dari 130.000 Muslimin yang hendak menshalatkannya dan 10.000 orang Yahudi dan Nashrani yang masuk Islam.


Bila Imam Ali(as) Diiktiraf Sebagai Khalifah Rashid Oleh Sunni?

 
Salam alaikum wa rahmatollah. Bismillahi Taala

Agak mengejutkan juga apabila saya menemui satu riwayat, yang menunjukkan pada asalnya, Ahlul Sunnah wal Jamaah tidak mengiktiraf Sayyidina Ali sebagai khalifah ar Rashidin. Nama Imam Ali(as) hanya dimasukkan sebagai khalifah yang adil di zaman Imam Ahmad bin Hanbal.

Di dalam kitab Tabaqat, yang dianggap oleh ulama’ bermazhab Hanbali sebagai rujukan utama mereka, Ibn Abu Ya’li menyatakan bahawa Wadeezah al-Himsi berkata: ‘Saya menziarahi Ahmad ibn Hanbal, setelah penambahan nama Ali [ke dalam urutan nama Khalifah yang tiga [Khalifah yang adil]. Saya berkata kepadanya: ‘Wahai Abu Abdullah! Apa yang telah kamu lakukan adalah memburukkan kedua mereka Talhah dan al-Zubayr!’.

Ahmad berkata: ‘Janganlah membuat kenyataan yang jahil! Apa yang ada kena mengena dengan kita mengenai peperangan mereka, dan kenapa kamu menyebutnya sekarang?’
Saya berkata: ‘Semoga Allah memandu kamu kepada kebenaran, kami menyatakannya setelah kamu menambah nama Ali dan memberi mandat kepadanya [dengan sanjungan] sebagai Khalifah sebagaimana yang telah dimandatkan kepada Imam-imam sebelumnya!’ .

Ahmad berkata: ‘Dan apa yang akan menahan saya dari melakukannya?’
Saya berkata: ‘Satu hadits yang disampaikan oleh Ibn Umar.’ Dia berkata kepada saya: ‘Umar ibn al-Khattab adalah terlebih baik dari anaknya, kerana dia menerima [i.e mengesyor] Ali sebagai Khalifah ke atas Muslim dan menyenaraikan beliau di antara mereka-mereka ahli syura, dan Ali merujuk dirinya sebagai Amirul Mukminin; adakah saya yang akan mengatakan bahawa mereka yang beriman tidak mempunyai pemimpin?!’ Maka saya pun pergi.[Tabaqat al-Hanabila, jilid 1 ms 292].

Dari riwayat ini, dapat kita lihat bahawa dari zaman tabiin, nama Imam Ali(as) pada asalnya bukanlah tersenarai sebagai para khalifah yang benar. Pegangan mereka ini, berkemungkinan besar disebabkan oleh suasana politik yang tidak menyebelahi Ahlulbait(as). Lihat sahaja hadis Ibnu Umar(ra):

Abdullah ibn Umar berkata: ‘Semasa hidup rasul Allah, kami menganggap Abu Bakr paling utama, kemudian Umar ibn al-Khattab, kemudian Uthman ibn Affan, semoga Allah merasa senang dengan mereka’.[Al-Bukhari, sahih jilid 4 ms 191, jilid 4 didalam buku pada mula kejadian didalam bab mengenai kemuliaan Abu Bakr yang hampir sama dengan kemuliaan para rasul].

Persoalannya, di mana Imam Ali di sisi mereka? Mengapa Ibnu Umar meninggalkan Imam Ali(as)? Mungkin pihak Sunni boleh tolong menerangkan hadis ini. Riwayat seperti ini kerap dijumpai di dalam kitab Sunni.

كنا نفاضل على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم أبو بكر ثم عمر ثم عثمان ثم نسكت

“Kami mengutamakan di zaman Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam Abu Bakr, kemudian ‘Umar, kemudian ‘Utsman, kemudian kami diam” [Diriwayatkan dalam Shahih Ibnu Hibban no. 7251, Al Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 12/9, Musnad Ahmad 2/14 no 4626, As Sunnah Ibnu Abi ‘Aashim no. 1195, dan Mu’jam Al Kabir Ath-Thabaraniy 12/345 no. 13301: shahih].

Ternyata di sini, dari awal lagi, Imam Ali(as) tidak mendapat kemuliaan yang sepatutnya di sisi sesetengah para sahabat dan perkara ini menjadi asas kepada generasi para tabiin untuk tidak memasukkan nama Ali sebagai sebahagian para khalifah yang adil. Tambahan pula, ketika itu, wujudnya pemerintahan yang sangat membenci Ahlulbait dan para pengikut mereka. Sesiapa yang meriwayatkan keutamaan Ahlulbait(as) boleh dituduh sebagai Rafidhah Zindiq.

Oleh kerana Imam Ali tidak dianggap sebagai seorang sahabat yang utama, tidak hairanlah nama beliau boleh dilaknat dari mimbar selama 80 tahun. Nauzubillah.

Oleh itu, saya menanti penjelasan berkaitan riwayat-riwayat ini, walaupun saya tahu, jawabannya hanyalah berbentuk basa basi, dan penakwilan makna, agar dapat menyedapkan telinga sahaja, tanpa sebarang nilai ilmiah. Aqidah Ahlul Sunnah yang asal berittikad bahawa Imam Ali(as) hanyalah seorang sahabat yang biasa tanpa keutamaan yang besar. Riwayat di atas adalah hujahnya.

Wallhualam.

(Syiah-Ali/Tour-Mazhab/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: