Pesan Rahbar

Home » » Sejarah Perayaan Maulid Nabi Di Asia Dan Australia

Sejarah Perayaan Maulid Nabi Di Asia Dan Australia

Written By Unknown on Tuesday 19 July 2016 | 22:02:00


Umat Islam, siapapun dia, dimanapun berada, serta dari aliran madzhab apapun, pasti berbahagia atas dilahirkannya Baginda Muhammad saw. Terlepas dari adanya saudara-saudari kaum muslimin yang enggan merayakan hari kelahiran (maulid) Rasulullah, tetap saja momen ini adalah momen istimewa bagi setiap orang beriman.

Bagi umat Islam yang sepakat dengan perayaan kelahiran Rasulullah, mencoba melukiskan kegembiraannya dalam bentuk acara-acara besar di daerah masing-masing. Berikut ini beberapa event Maulid Nabi Muhammad yang digelar di berbagai negara di Asia dan Australia.

Di Brunei Darussalam, perayaan maulid dipusatkan di Bandar Seri Begawan. Malam sebelumnya digelar pembacaan rawi Maulid Syaraful Anam di Istana Nurul Iman. Kemudian siang harinya semua laki-laki keluar rumah untuk berkumpul di alun-alun bersama sultan, menteri dan segenap keluarga kerajaan. Momen ini disebut dengan ‘Perarakan Agung’, yakni berkeliling Bandar Seri Begawan sejauh 4,3 km sambil melantunkan shalawat dan salam.

Maulid di Brunei Darussalam

Indonesia sebagai negeri dengan populasi muslim terbanyak di dunia memiliki tradisi perayaan maulid yang beragam. Hari kelahiran Nabi Muhammad menjadi salah satu hari libur resmi di sini. Setiap tahun, di istana negara digelar pengajian peringatan Maulid Nabi. Begitu pula di kota-kota lainnya, baik di masjid, lapangan, hingga rumah-rumah warga.

Maulid di pelataran Monas, Jakarta Indonesia.

Misalnya di Banda Aceh, sebuah daerah istimewa di Indonesia yang disebut sebagai Serambi Mekah. Perayaan Maulid Nabi yang dalam bahasa Aceh disebut Kenduri Maulod merupakan perayaan yang terbesar bila dibandingkan dengan tradisi-tradisi lain di Aceh. Yakni dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Besar Muhammad sebagai Pang Ulee Alam (penghulu Alam). Begitu pula di daerah-daerah kesultanan lain, semisal Yogyakarta dan Surakarta (gerebeg Mulud), Cirebon (Panjang Jimat), maupun Garut (Ngalungsur), berupa parade pusaka dan pasar tumpah selama berhari-hari. Acara-acara Maulid besar juga digelar secara massal swadaya oleh warga seperti di Madura (Muludhen) dan daerah-daerah lainnya. Tradisi perayaan yang digelar pun mirip, intinya warga berkumpul di suatu tempat, kemudian pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an, riwayat kehidupan Nabi Muhammad, dzikir, doa, tausiyah, dan ditutup dengan makan bersama.

Di Malaysia, perayaan maulid tidak berbeda jauh dengan di Indonesia. Arak-arakan kaum muslimin berkumpul di ruangan besar unuk kemudian digelar pengajian akbar. Dan tentu saja, sebagaimana di Indonesia, di Malaysia pun ada kalangan yang tidak sepakat dengan perayaan maulid nabi sebagai inovasi yang tidak ada dasarnya dalam agama.

Maulid di Malaysia

Kita bisa melihat bagaimana tradisi lokal dan karakter keislaman berpadu dengan baik pada masyarakat muslim di China, misalnya kaum muslimin Xinjiang maupun Uighur. Dalam perayaan ini, mereka tidak hanya membaca Qur’an, tausiyah, bershalawat dan salam kepada Baginda Nabi, tapi juga menggelar pesta dengan menyembelih hewan-hewan ternak, tradisi ini juga sekaligus momen untuk mendoakan arwah para leluhur mereka.

Maulid di Thailand

Sedangkan di Australia, perayaan maulid utama (Grand Mawlid) dipusatkan di Sydney Olimpic Park. Acara bertajuk ‘Multicultural Mawlid’ ini diselenggarakan secara resmi oleh Darul Fatwa Australia. Tempat itu akan dihias dengan berbagai bendera, bunga, balon, dan sebagainya. Kaum muslimin berkumpul di sana, menyimak bacaan Al-Quran, nasyid-nasyid Islami dan pujian bagi Rasulullah yang dilantunkan anak-anak muslim Australia dalam berbagai bahasa, serta ceramah keagamaan yang menggugah. Momen ini juga menjadi ajang silaturahim antarmuslim di Benua Kangguru ini.

Demikian sekilas jendela tentang perayaan-perayaan maulid di Asia dan Australia. Semoga setiap kaum muslimin, baik yang merayakan maulid secara seremonial maupun tidak, betul-betul memahami dan menghayati kecintaan dan kerinduan kepada Baginda Nabi Muhammad, shollallohu ‘alaihi wa sallam.

(Santri-Jagad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: