Negara Thailand di Asia Tenggara sejak dulu sampai sekarang merupakan tempat koeksistensi dan masjid-masjid di negara ini dibangun di samping gereja.
Menurut laporan IQNA, atase kebudayaan Iran di Bangkok dalam sebuah laporan untuk IQNA terkait tempat-tempat ibadah pelbagai agama di Thailand dan kebijakan-kebijakan istana negara ini terhadap para penganut agama dan pelbagai ajaran menuturkan, sejarah Thailand sejak dulu sampai sekarang menunjukkan kebebasan dalam memilih agama dan mengamalkannya dan para penganut agama dan pelbagai ajaran, baik muslim, Kristen dan Sikh di negara ini merasakan hidup berkoeksistensi.
Tidak Ada Agama di Thailand yang Resmi sehingga Menyebabkan Konflik
Kebijakan global Thailand adalah tidak ada satupun agama yang diresmikan di negara ini sehingga tidak menyebabkan konflik para penganut agama.
Jika kita kitari sekeliling kota Ayutthaya di Thailand, maka kita akan lihat pelbagai desa dengan pelbagai agama hidup saling berdampingan satu sama lain. Kita akan melihat sebuah masjid dibangun di samping gereja dan kita juga akan melihat gereja dibangun di samping tempat ibadah lainnya. Begitu juga di Bangkok di samping sungai Chao Phraya, di setiap dua arah sungai, kita akan melihat banyak masjid (baik Syiah maupun Ahlusunnah), gereja dan tempat-tempat ibadah lainnya saling berdampingan, dengan tanpa ada perselisihan.
Poin yang Sama kepada Semua Agama; Kebijakan Istana
Adanya pelbagai agama di samping satu sama lainnya di sebuah negara, sejak dahulu sampai sekarang, sebagaimana yang telah dikatakan merupakan kebijakan-kebijakan global istana dan raja Thailand, yang tidak membeda-bedakan antar ras dan pelbagai kelompok agama dan memberikan poin sama kepada mereka semua, baik ketika semua urusan administrasi negara dipegang oleh raja dan istana maupun ketika negara dikelola secara demokrasi oleh parlemen disertai dengan pemimpin tinggi raja.
Meski di Thailand sebagian kebijakan terkait hal-hal lain mengalami perubahan, namun dalam pembahasan agama sama sekali tidak ada perubahan dan dengan kebijakan terdahlulu (kesetaraan agama dalam masyarakat). Demikian juga dalam periode Rama ke-9, raja Bhumibol Adulyadej, butir ini dicatat dalam undang-undang dasar oleh sang raja demikian, "Meski raja kerajaan penganut agama Buddha; namun seluruh masyarakat dengan segala agama dan ajaran yang diyakini harus dihormati dan didukung dan diayomi oleh pihak raja dan problem-problem mereka ditangani secara sama dan akan diselesaikan”.
Sikap Raja dengan Pelbagai Agama
1. Islam dan Muslim
Raja Bhumibol Adulyadej, raja Thailand yang baru-baru ini meninggal memiliki perangai baik dengan para penganut semua agama, termasuk muslim dan dengan anggaran pribadinya telah mengkhususkan untuk terjemahan al-Quran dalam bahasa Thai. Setelah itu konsuler Arab Saudi menghadiahkan al-Quran cetakan Inggris, dan ia memerintahkan supaya diterjemahkan dalam bahasa Thai, agar dapat digunakan kaum muslim dan para non muslim.
Demikian juga, sang raja dengan anggaran pribadinya telah banyak memberikan bantuan untuk masjid-masjid yang ada di negara ini supaya direnovasi. Demikian juga kota-kota muslim senantiasa dikunjungi sang raja.
2. Kristen
Sang raja selalu berpartisipasi dalam acara umat Kristen dan mendukung aktivitas-aktivitas sosial mereka. Pada tahun 1960 Masehi, ia berkunjung ke Vatikan guna bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II. Demikian juga, dalam pertemuan tersebut sang raja mengundang sang paus untuk berkunjung ke Thailand dan bertemu dengan umat Kristen di Thailand. Ia juga pada tahun 1984 Masehi melakukan lawatan satu hari ke Thailand.
3. Ajaran Sikh
Raja dan ratu pada tahun 1960 Masehi, dengan undangan himpungan ajaran Sikh untuk berpartisipasi dalam perayaan munculnya ajaran Sikh ke 500 ikut berpartisipasi dalam acara tersebut dan dalam pidatonya mengumumkan, saya sangat bangga bahwa di negara saya ada penganut ajaran Sikh yang hidup dengan gampang dan dengan tanpa kendala apapun dalam menjalankan urusan-urusannya. Raja Thailand sejak dahulu mengizinkan negara-negara lain untuk memasuki Thailand secara bebas guna saling mempelajari kebudayaan dan tradisi masing-masing dan sebagaimana negara Thailand juga menerima kebudayaan dan ajaran mereka, mereka juga menerima kebudayaan dan ajaran Thailand dan hidup berdampingan satu sama lain, dengan tanpa menciderai selainnya, sebagaimana sang raja juga menghormati pelbagai agama yang ada, rakyat pun juga harus belajar menghormati satu sama lain.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email