Pesan Rahbar

Home » » Muslim di Rusia, Antara Iman dan Pekerjaan

Muslim di Rusia, Antara Iman dan Pekerjaan

Written By Unknown on Sunday 5 February 2017 | 04:19:00

Posisi seorang muslim di tengah masyarakat modern Rusia tidaklah mudah. Sebagian harus melepas nilai agama yang mereka anut untuk bisa mendapatkan pekerjaan.

Akibat beberapa kejadian terorisme di Rusia dan mancanegara, ada stereotipe negatif terhadap perempuan berjilbab hitam. (Foto: Reuters)

Saat ini terdapat lebih dari dua juta penduduk beragama Islam di Moskow. Seperti pemeluk agama lain, mereka ingin memiliki kehidupan yang stabil dan pekerjaan yang layak. Banyak pendatang muslim di Moskow yang meminta bantuan untuk mencari pekerjaan kepada lembaga-lembaga seperti Fond Podderzhki Spiritualnykh Traditsii (Yayasan Pendukung Tradisi Rohani), Central Spiritual Muslim Board of Russia, dan Russkiy Muftiyat (organisasi resmi muslim Rusia di Moskow).

Selain melalui organisasi masyarakat, ada pula penduduk muslim yang menghubungi agen pencari kerja atau mencoba langsung ke perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, pilihan ini dapat membuat pelamar kerja yang patuh terhadap syariat Islam terpaksa menghadapi kesulitan-kesulitan tertentu, seperti harus memakai seragam perusahaan yang berupa busana terbuka, diskriminasi suku dan ras, serta paksaan kerja dari perusahaan atau atasan.


Dilema Busana Muslim

Akibat beberapa kejadian terorisme di Rusia dan mancanegara, ada stereotipe negatif terhadap perempuan berjilbab hitam. Manajer Pusat Pencari Kerja Umat Muslim Amal, Maysarat Shabanova, mengatakan bahwa bahkan tenaga ahli yang memenuhi kualifikasi dan memiliki tingkat pendidikan berkualitas pun bisa jadi tidak diterima bekerja karena penampilan luarnya. “Belum lama ini ada seorang pimpinan perusahaan yang datang pada kami dan berkata bahwa ia akan menggaji pekerja berjilbab 30 persen lebih kecil dari gaji normal,” tutur Shabanova pada RBTH.

Seorang penjual camilan manis Aygul Salamova yang juga memakai hijab bercerita bahwa banyak perempuan muslim yang frustasi mencari kerja sampai akhirnya memutuskan untuk melepas hijabnya dan memakainya kembali di luar jam kerja. “Saya sedih melihat mereka, karena sebenarnya itu adalah dosa. Saya yakin mereka pun merasakan hal yang sama seperti saya,” ujar Salamova pada RBTH.

Lapangan kerja yang mewajibkan penggunaan seragam tertutup seperti pabrik camilan manis (permen, coklat, dll.), obat-obatan, dan lainnya cukup simpatik dengan tenaga kerja muslim. “Saya beruntung mendapatkan pekerjaan dengan cepat tidak lama setelah sampai di Rusia. Pemilik lapangan kerja lebih menekankan supaya saya ramah kepada para pelanggan, masuk kerja tepat waktu, dan bisa mengoperasikan mesin kasir. Tidak ada yang memperhatikan busana muslim saya, karena semua pekerja toko harus memakai seragam tertutup”, kata Salamova.

Sementara, pengurus agensi rekrutmen Uniti Oksana Samokhina bercerita kadang para penyedia lapangan kerja memberi syarat mutlak hanya akan menerima “orang Slavia” (etnis mayoritas di Rusia) atau berperawakan Slavia. “Syarat tersebut sering diajukan dalam perekrutan di dunia perbankan dan perusahaan finansial,” tutur Samokhina.

Tak jarang para pengusaha muslim pun menolak mempekerjakan orang muslim berhijab karena hal itu sering membuat para kliennya takut. Di sisi lain, ada juga pemilik bisnis berstandar halal yang mengizinkan karyawannya menggunakan hijab dan menjalankan ibadah salat, namun memberikan standar kerja yang berat pada mereka.


Beragam Tantangan

Jika pekerja perempuan ditolak karena busana tertutupnya, pekerja laki-laki sering ditolak karena tempat asal mereka. “Para pemuda sering mengeluhkan bahwa penerima kerja malah tidak tertarik terhadap kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki. Begitu membuka paspor dan melihat mereka berasal dari Republik Dagestan atau Chechnya maka wawancara pun dihentikan. Saya sering melihat calon pekerja yang menarik dan ahli di bidang kerjanya malah tidak diterima karena kewarganegaraan mereka,” keluh Shabanova.

Direktur Utama agensi rekrutmen Human Capital Vladimir Fomin bercerita ada seorang pelamar kerja yang berhasil melewati semua tahap seleksi dan mendapatkan penawaran kerja. Pelamar tersebut mengungkapkan bahwa ia seorang muslim dan membutuhkan kamar beribadah. “Sayangnya penyedia kerja tidak mengabulkan permintaan itu. Itu bukan karena alasan diskriminasi, akan tetapi karena memang penyedia kerja tidak dapat memenuhi permintaan tersebut,” terang Fomin pada RBTH.

Agama Islam melarang para umatnya berkecimpung di bidang-bidang tertentu yang dinilai haram. Hal itu membuat profesi dan lingkungan kerja untuk kaum muslim pun semakin sempit. Meski demikian, ada profesi yang memiliki permintaan pasar yang tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh kaum muslim karena kurangnya pasokan tenaga kerja. Jenis profesi tersebut lebih membutuhkan kekuatan fisik dan dunia kerja ini sangat terbuka bagi kaum muslim yang tinggal di kota-kota besar. Adapun profesi seperti asisten rumah tangga, asisten kebersihan, dan katering termasuk populer di kalangan kaum muslim Rusia.

“Permintaan terhadap tenaga pengasuh sering muncul. Bahkan tenaga kerja perempan asal negara bekas Uni Soviet yang berpendidikan dan mempunyai pengalaman bekerja dengan anak-anak sangat dicari untuk menjadi pengasuh anak. Mereka biasanya pintar memasak, rapi, dan ulet,” terang Shabanova.

Ada pula situs yang berusaha menyediakan jasa lowongan pekerjaan tanpa melihat agama yang dianut calon pelamar yakni HeadHunter.ru. Juru bicara agen rekrutmen online HeadHunter.ru Ivan Tyutyunji menjelaskan, secara periodik terdapat lowongan kerja di situs mereka yang membuat pekerja akan mendapatkan pekerjaan yang berhubungan dengan umat muslim atau pun Islam. “Pekerjaan tersebut dapat berasal dari berbagai jenis perusahaan, yang bergerak di bidang yang berhubungan dengan Islam sebagai agama ataupun budaya, begitu juga dengan umat muslim sendiri,” cerita Tyutyunji. “Selain itu, syarat masuk kerja lebih menekankan pada kemampuan profesional dan pengetahuan spesifik yang berhubungan dengan profesinya, bukan kepada agama apa yang dipeluk oleh kandidat”.

(RBTH-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: