Negara-negara Gerakan Non-blok (GNB) pernah dipandang sebagai kutub kekuatan yang disegani dan berperan aktif di kancah internasional. Sayangnya, kini reputasi GNB semakin memudar. Pencetus gerakan ini tiga atau empat orang saja dan yang paling berjasa adalah Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ahmad Soekarno
Ada baiknya jika saya ceritakan kenangan saya di sini. Tahun 1353 Hijri Syamsi (1974 Masehi), saya ditempatkan di sel bersama satu atau dua orang lainnya. Sel tersebut hanya seluas 2,20 meter dan lebar 1,80 meter. Suatu malam, di saat saya mengerjakan shalat Maghrib, sel kami ketambahan satu penghuni baru. Tahanan tersebut adalah seorang komunis yang ekstrim. Ketika melihat saya sedang menunaikan shalat, ia memahami bahwa saya seorang dari kelompok agamis. Sejak itu, ia menjauh dari saya. Meski berulangkali saya mencoba untuk mendekatinya, namun ia selalu menghindar.
Ketika saya memahami sikapnya tersebut, saya menyampaikan satu ungkapan yang membuatnya berubah total. Saya katakan, Ahmad Soekarno di Konferensi Bandung, Indonesia, mengatakan, "Yang mengumpulkan kita di tempat ini bukanlah kesamaan ideologi ataupun ras, namun yang mengumpulkan kita di tempat ini adalah persamaan kebutuhan yang kita miliki."
Kemudian saya katakan bahwa antara saya dan Anda saat ini ada kesamaan kebutuhan. Kita sama-sama berada dalam satu sel, penjaga di luar sel mengamati gerak-gerik kita. Algojo menunggu Anda dan saya untuk disiksa dan diinterogasi. Saya menambahkan, ideologi kita berbeda, namun kebutuhan kita sama. Saya menegaskan, di saat persamaan kebutuhan di pentas dunia mempunyai dampak yang besar, maka di penjara sekecil ini pengaruhnya harus lebih besar. Setelah itu, kami dapat menjalin persahabatan. Sebenarnya Ahmad Soekarnolah yang berjasa menjadikan kami sahabat. Saat ini demikian. Negara-negara Islam memiliki kebutuhan yang sama. Mereka menjadi sasaran dan keserakahan musuh, padahal mereka memiliki fasilitas dan saran yang sangat besar.
(Indonesian-Khamenei/Bersama-14/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email