Faisal bin Abdul Aziz al-Saud (1906 – 25 Maret 1975) adalah Raja Arab Saudi yang ke 3 yang menjabat mulai tahun 1964 hingga tahun 1975.
Raja Faisal lahir di Riyadh dan merupakan anak ke 4 Raja Abdul Aziz. Ketika Arab Saudi belum didirikan, Faisal membantu ayahnya (Abdul Aziz) dengan memerintah sekumpulan laskar yang memenangkan pertempuran di Hijaz. Oleh karena itu, ia kemudian diangkat menjadi Gubernur Hijaz tahun berikutnya. Setelah Arab Saudi didirikan oleh ayahnya, dia diberi jabatan Menteri Luar Negeri Arab Saudi pada tahun 1932.
Setelah resolusi PBB mengenai pemecahan Palestina dan pendirian Israel, Pangeran Faisal (masih belum menjadi raja) mendesak ayahandanya supaya memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat, tetapi desakannya itu ditolak. Selepas skandal keuangan Raja Saud, Pangeran Faisal ditunjuk untuk memegang pemerintah sementara. Pada tanggal 2 November 1964., ia dilantik menjadi raja setelah Raja Saud melarikan diri ke Yunani.
Raja Faisal melakukan banyak reformasi sewaktu menjadi raja, diantaranya adalah memperbolehkan anak-anak perempuan bersekolah, memperbolehkan adanya televisi, dan sebagainya. Usahanya ini mendapat tentangan dari berbagai pihak karena perkara-perkara ini dianggap bertentangan dengan Islam. Ia berasa amat kecewa saat Israel memenangkan Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Pada tahun 1973, Raja Faisal memulai suatu program yang bertujuan untuk memajukan kekuatan tentara Arab Saudi. Pada tanggal 17 Oktober 1973, ia tiba-tiba menghentikan ekspor minyak Arab Saudi ke pasaran internasional (embargo minyak) yang menyebabkan harga minyak melambung tinggi.
Pembunuhan Raja Faisal
Pada tanggal 25 Maret 1975, Raja Faisal ditembak mati oleh anak adiknya, yaitu Pangeran Faisal bin Musad. Menurut spekulasi yang merebak, ia ingin membalaskan dendam atas kematian saudaranya akibat perbuatan pasukan keamanan pada tahun 1965. Walaupun sempat dicurigai adanya teori konspirasi, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa Pangeran Faisal bin Musad bertindak sendirian. Pangeran Musad menyamar sebagai seorang delegasi Kuwait yang menunggu untuk bertemu dengan Raja Faisal. Saat Raja Faisal berjalan ke arahnya untuk menyambut, Pangeran Faisal bin Musad mengeluarkan sepucuk pistol dan kemudian menembakkannya ke tubuh Raja Faisal sebanyak tiga kali.
– Pangeran Faisal bin Musad lalu ditangkap, tetapi ternyata dinyatakan tidak waras. Ia kemudian didakwa bersalah dan dipancung di depan umum di Riyadh. Adapun kedudukan Raja Faisal digantikan oleh adiknya, Pangeran Khalid.
Pangeran Faisal (anak ke 2 dari Raja Abdul Aziz / Ibnu Saud) di tahun 1942.
Pangeran Faisal (waktu itu belum jadi raja) berjabat tangan dengan Presiden AS, Harry S. Truman, ketika sang Pangeran tiba di San Fransisso, AS, pada tahun 1945.
Pangeran Faisal (paling kanan) sedang duduk bersama dengan pejabat tingggi Tunisia, Habib Bourgiba (no 2 dari kanan), anggota keluarga raja Tunisia, Amin (tengah), dan Wakil Presiden AS, Richard M. Nixon beserta isterinya, pada suatu pertemuan di Tunisia tahun 1957.
Raja Faisal sedang mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Pakistan, Mohammad Ayub Khan, di Rawalpindi, Pakistan, pada tahun 1966.
Raja Faisal sedang berbicara dengan Presiden AS, Lyndon Jhonson, ketika raja sedang berkunjung ke Washington DC, AS, tahun 1966.
Raja Faisal sedang mengadakan pembicaraan dengan Presiden Uganda, Jenderal Idi Amin (Idi Amin adalah pemimpin diktator militer di Uganda yang berkuasa dari tahun 1971 sampai ia digulingkan oleh Tentara Nasionalis Uganda yang dibantu Tanzania pada tahun 1979. Idi Amin mengungsi ke Libya kemudian meminta suaka ke Jeddah, Arab Saudi, menetap disana sampai meninggal tahun 2003 dan dikubur di Jeddah).
Raja Faisal bersama beberapa pemimpin Arab lainnya, yaitu Presiden Aljazair, Boumedienne , Presiden Syria, Al-Assad, dan Presiden Mesir, Anwar Sadat, ketika mereka mengadakan pertemuan di Aljazair pada tahun 1973.
Raja Faisal sedang berjabat tangan dengan Presiden AS, Richard M. Nixon, dalam rangka pembicaraan di Riasa Palace, tahun 1974.
Raja Faisal sedang ditemui oleh Menteri Luar Negeri AS, Henry Kissinger, pada tahun 1974. Henry berusaha membujuk Raja Faisal agar raja bersedia mencabut embargo minyak Arab Saudi terhadap AS, namun gagal.
Raja Faisal berada di Ryadh, menjelang kematiannya. Ia ditembak mati oleh keponakannya (anak dari adiknya) pada tanggal 25 Maret 1975.
(Iwandah-Nial/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email