Pesan Rahbar

Home » » Raisi: Hijab Menyucikan Hati dan Merupakan Simbol Ketakwaan

Raisi: Hijab Menyucikan Hati dan Merupakan Simbol Ketakwaan

Written By Unknown on Tuesday 31 January 2017 | 01:53:00


Perwalian Haram Suci Razavi menekankan urgensi hijab dan melindungi kerangka syariat dalam hubungan pria dan wanita. Ia menilai hijab dan kesucian menyebabkan kesucian hati dan merupakan simbol ketakwaan jiwa.

Astan News melaporkan, anggota Staf Ketua, Majelis Khobregan (Dewan Pakar Kepemimpinan Iran), Selasa malam dalam kelas tafsir Surat Al Ahzab yang digelar di Aula Masjid Jami Goharshad, menyinggung ayat 53 Surat Al Ahzab dan menuturkan, dalam ayat ini dijelaskan adab interaksi dengan Rasulullah Saw dan keluarga beliau, di ayat itu Allah Swt berfirman, "Wahai orang-orang beriman janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu dipanggil masuklah dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mengganggu Nabi sehingga dia (Nabi) malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi). (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya selama-selamanya setelahnya (Nabi wafat). Sungguh, yang demikian itu sangat besar (dosanya) di sisi Allah.

Ia menambahkan, meminta izin untuk masuk ke rumah orang lain, bukan untuk rumah Nabi Muhammad Saw, sebagaimana yang dijelaskan dalam Surat Nur :

لا تدخلوا بیوتاً غیر بیوتکم حتّی تستأنسوا

"Wahai orang-orang beriman janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan mengucapkan salam kepada penghuninya…"

Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan itu menyinggung penekanan Al Quran untuk menjaga kehormatan dan aturan syariat dalam berhubungan dengan orang yang bukan muhrim.

Raisi menerangkan, orang-orang yang dimaksud di ayat ini terkait dengan istri-istri Nabi Muhammad Saw pada hakikatnya adalah seluruh wanita dan laki-laki Muslim yang memperhatikan pentingnya hijab untuk kesucian hati dan menjaga ketakwaan.

Perwalian Haram Suci Razavi selanjutnya menyinggung beberapa pesan ayat tersebut dan mengatakan bahwa keimanan, mensyaratkan pelaksanaan adab dan kesantunan sosial.

"Dari ayat 53 Surat Al Ahzab kita dapat memetik poin penting bahwa hak untuk mendapat ketenangan di dalam rumah bagi semua orang adalah sesuatu yang harus dihormati. Menjamu tamu merupakan teladan Nabi Muhammad Saw dan agama Islam adalah agama yang lengkap karena mengatur masalah-masalah seperti menjamu tamu dan pada saat yang sama mengatur tentang tata kelola pemerintahan. Rasulullah Saw menderita jika waktu terbuang percuma dan pembicaraan tanpa tujuan. Mengganggu tidak perlu dalam bentuk fisik dan terbuka, tekanan akhlak dan jiwa juga merupakan bentuk gangguan. Dalam cara interaksi perempuan dan laki-laki, takwa dan kesucian jiwa harus menjadi poros. Melihat non-muhrim dapat berpengaruh pada hati, hubungan dengan non-muhrim tanpa menjaga hijab menyebabkan penderitaan Rasulullah Saw,

' و ما کان لکم ان تُؤذوا رسول اللّه'

paparnya.

Anggota Majelis Khobregan di bagian lain pidatonya menekankan pentingnya menjaga privasi orang lain dan menuturkan, hari ini Dunia Barat mengklaim bahwa di era baru sebagai era komunikasi seluruh informasi, masalah-masalah dan urusan pribadi dipamerkan ke muka umum dan pengertian ruang privat sudah berubah, dan spektrum privasi sudah tidak mengenal batas, pada saat yang sama masalah-masalah ini tidak sesuai dengan prinsip agama dan budaya Islam.

Perwalian Haram Suci Razavi di akhir pidatonya menegaskan bahwa dalam Islam masalah-masalah pribadi tidak boleh diumbar ke umum.

Ia menerangkan, jika anda mendengar percakapan rahasia seseorang atau mengetahui masalah-masalah tertentu, anda secara syariat dan norma sosial, tidak bisa merusak kepercayaan orang lain dan membawanya dari wilayah privat ke wilayah umum. Ayat-ayat dan hadis Islam mengabarkan hukuman berat bagi orang-orang yang membocorkan kesalahan-kesalahan orang lain dan ada banyak nasihat agar kita tidak mencampuri urusan privat orang lain.

Sejak pekan lalu, rankaian kelas pelajaran tafsir Al Quran disampaikan oleh Perwalian Haram Suci Razavi setiap malam Rabu setelah shalat Maghrib dan Isya di Aula Masjid Jami Goharshad.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: