“Biografi para ulama harus dijelaskan untuk para santri sehingga mereka tahu rahasia-rahasia keberhasilan mereka. Setiap santri harus memilih seorang figur untuk dirinya.”
Begitu hal ini ditekankan oleh Ayatullah Sayyid Muhammad Husain Mirsajjadi Najafi, salah seorang guru besar kuliah ijtihad, dalam wawancara dengan wartawan Shabestan hari ini, Senin (21/9), sehubungan dengan tahun ajaran baru hauzah ilmiah yang telah dimulai minggu ini.
Menurut Ayatullah Mirsajjadi, ketakwaan, salat malam, dan ikhlas beramal termasuk kriteria penting yang senantiasa dimiliki oleh para ulama hauzah ilmiah.
Ayatullah Mirsajjadi menekankan, komitmen membaca doa-doa ziarah terutama Ziarah Jamiʻah dan Ziarah Asyura memiliki peran yang sangat sangat signifikan dalam membentuk kepribadian seorang santri. Menurutnya, para imam maksum as menetapkan semua itu sebagai fasilitas untuk menggapai kesempurnaan.
Ayatullah Mirsajjadi mengeluhkan kesederhanaan hidup yang sekarang ini sering dilalaikan oleh sebagian ulama hauzah ilmiah. Tentu, model hidup seperti ini akan mempengaruhi model kehidupan seorang santri muda.
Ayatullah Mirsajjadi menyatakan Mirza Baqir Zanjani, Syaikh Shadra Badkubei, dan Sayyid Mahmud Syahrudi sebagai figur-figur yang bisa dipanuti. Sekalipun telah menggapai peringkat kelimuan yang sangat tinggi, mereka tetap hidup dengan penuh kezuhudan dan tidak peduli dunia.
Menurut Ayatullah Mirsajjadi, kesederhaan hidup Ayatullah Mirza Zanjani, sekalipun memiliki posisi marjaʻ dan kuliah ijtihad, adalah rahasia transendensi kepribadian dan karisma marjaʻ agung ini di kalangan masyarakat luas.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email