Pesan Rahbar

Home » » Wanita Inggris Ini Penasaran Dengan Islam, Naik Motor Keliling Iran

Wanita Inggris Ini Penasaran Dengan Islam, Naik Motor Keliling Iran

Written By Unknown on Monday 23 May 2016 | 19:58:00

Foto: (Lois Pryce/CNN)

Lois Pryce, traveler perempuan asal Inggris melakukan petualangan luar biasa. Dia sendirian naik motor menjelajahi Iran ribuan kilometer. Alasannya? Dia ingin melihat dunia Islam dan kehidupan masyarakatnya dari dekat.

Ini adalah kisah nyata dari Lois Pryce yang dia ceritakan kepada CNN Travel. Sebuah perjalanan mengelilingi Iran, memberikannya banyak pengalaman dan berbagai kejutan. Sebuah perjalanan yang dilandasi rasa penasaran.

Dari situs CNN Travel, Senin 21 Juli 2014 rasa deg-degan Pryce sudah dimulai ketika berada di perbatasan Turki dan Iran. Dia kala itu sedang berhadapan dengan petugas perbatasan Iran yang memakai Iran cadar hitam. Petualangan belum dimulai, dirinya sudah dipenuhi banyak pikiran, dari turis wanita yang datang sendirian ke Iran, naik motor dan menjelajahi negara tersebut.

“Motor? Kamu Bawa Motor? Brummm… Very good! Semoga kamu beruntung di sana,” ujar petugas imigrasi tersebut dengan antusias.

Pryce bernafas lega, dia akhirnya bisa memulai petualangannya. Dia mengungkapkan, perjalanan ke Iran berdasarkan rasa penasaran dan keingintahuan. Dia tahu bagaimana media-media Barat menilai Iran yang dicap negara yang ekstrem. Di lain sisi, dia mendengar pengalaman dari turis yang pernah ke Iran dan mereka bilang kalau Iran adalah negara yang indah.

Dari situlah, Pryce memulai perjalanan untuk membuktikan kehidupan masyarakat Iran dan Islam yang kebanyakan penduduknya memeluk agama tersebut. Pryce pun sadar diri, dia menggenakan hijab dan berpakaian yang sopan selama di sana. Mari membaca kisah Pryce yang menegangkan, sekaligus seru, indah dan berkesan:


1. Perlengkapan penuh

Total, Pryce menghabiskan waktu 60 hari di Iran menempuh perjalanan sejauh 4.828 km dari bagian barat di Laut Kaspia sampai ke Gunung Alborz yang terisolasi. Sudut-sudut jalanan di Teheran juga dia telusuri.

Pryce membekali diri dengan membawa perlengkapan motor yang komplit, dari helm sampai sarung tangan. Tiap pagi dirinya berasa di medan perang. Sebab dia tahu, angka kecelakaan kendaraan bermnotor di Iran adalah salah satu yang tertinggi di dunia.

Pryce harus terus menggunakan aplikasi Google Translate saat memasuki daerah perkampungan di Iran. Bukan apa-apa, sebab papan penunjuk jalan di sana masih menggunakan bahasa Persia yang berbeda dengan bahasa Arab.

Itu belum seberapa, Pryce mengaku banyak sekali merasa was-was saat di jalan. Contohnya, ketika dia melintasi Pegunungan Zagros ke kota-kota kuno yakni Isfahan dan Shiraz yang mana dia melihat penyelendupan daging dan minumanan keras.

Saat melintasi kota-kota perbatasan, tak terhitung banyaknya dia harus ditanya-tanya polisi setempat dan diambil sidik jarinya. Pryce sudah menduga akan hal itu dan menghadapinya dengan sabar.


2. Bertemu orang jahat, tapi lebih banyak yang baik

Yang parah, dirinya pernah diganggu saat membawa motor di jalanan. Saat itu ada mobil berisikan pasukan revolusi yang berpakaian preman dan mencoba menabraknya.

Dia pun pernah akan dirampok saat mengisi bahan bakar oleh orang yang diduganya adalah petugas pom bensin setempat. Beruntung, Pryce masih bisa membela diri dengan menendangnya dan kabur sekuat tenaga. Dia kabur ke padang pasir yang mana persediaan bahan bakar motornya masih sedikit!

Pryce juga menyinggung soal foto-foto di Iran. Menurutnya, turis dilarang berfoto-foto saat berada di daerah milter, gedung-gedung pemerintahan dan kawasan pembangkit nuklir. Para tentara tak akan segan untuk meminta menegur dan menghapus foto Anda.

Meski begitu, pengalaman yang menyenangkan justru lebih banyak Pryce temui dan menjawab rasa penasarannya terhadap masyarakat Iran. Pryce mengaku, masyarakat-masyarakat di Iran justru sangat ramah dan bersahabat. Meski, awalnya mereka memandang Pryce dengan penuh curiga karena memang jarang sekali turis wanita yang naik motor dan jalan-jalan sendirian.

Seperti kata Pryce, orang-orang Iran ternyata sangat baik. Mereka bahkan tak segan untuk membantu dan meladeni segudang pertanyaan dari Pryce. Apalagi kalau ditanya soal budaya dan sejarah bangsa Persia, orang-orang Iran akan senang hati menjelaskannya.

Belum lagi, saat dia bermalam di sebuah hotel di Kota Shiraz. Di sini dia makin merasakan keramahan masyarakat Iran. Betapa tidak, dari petugas keamanan hotel, koki sampai pimpinan hotel bersedia menemuinya dan membantunya kalau-kalau dibutuhkan.


3. Makan malam dengan jenderal

Yang paling berkesan saat di Kota Yazd, saat itu Pryce diundang untuk tinggal bermalam oleh seorang mantan jendral dan keluarganya. Pryce tahu, kalau menolaknya adalah ide yang buruk. Dia pun mengambil tawarannya sekaligus terus waspada untuk keamanan dirinya.

Asal tahu saja, mantan jendral tersebut pernah memimpin perang antara Iran dan Irak di tahun 1980. Dia sampai harus kehilangan satu kaki karena peperangan tersebut

Jauh dari bayangan Pryce, ternyata keluarga mantan jendral tersebut menyambut dengan sangat baik. Pryce menghabiskan malam dengan saling bercerita, saling belajar bahasa Persia dan bahasa Inggris dan saling tertawa. Sebuah keharmonisan antara masyarakat Iran dan turis makin dia temukan.


4. Pemandangan dan budaya Islam yang dahsyat

Soal panorama alam, Pryce memamerkan foto saat dia berpose di Lut Desert, padang gurun yang cantik. Dia juga sempat mengambil gambar di Gunung Alborz yang merupakan gunung bersalju.

Pryce benar-benar membuktikan, Iran bukanlah negara timur atau negara barat. Iran adalah bangsa persia yang punya beragam kebudayaan karena letak geografisnya. Itu yang menjadikan Iran memiliki kebudayaan yang khas.

Pryce juga menepis soal media-media barat yang menganggap Iran adalah negeri teroris dan radikal Islam. Pryce sudah menemukan Iran yang sebenarnya saat dia berada di jalanan, saat dia bertemu orang-orang dan saat dia menemukan keharmonisan dengan masyarakat di sana. Iran dan masyarakatnya yang kebanyakan memeluk agama Islam sudah mampu membuat Pryce jatuh cinta dengan mereka.

(Detik-Travel/CNN-Travel/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: