Bila ada orang yang menyentuh mimbar, menciumi mimbar, mengelus kuburan dan menciumi kuburan, untuk mendapat berkah, mungkin saat ini akan dianggap syirik orang sebagian orang yang kurang memahami Islam dan sebagian orang yang terpengaruh wahabi, atau wahabi.
Tetapi tidak dengan Imam Ahmad bin Hanbal. Beliau justru membolehkan cium-cium kuburan dan mengelus-ngelusnya. Sebagaimana diterangkan dalam kitab "Al-' Ilal wa Ma' rifatir-Rijal" 2/429: nomer 3243; cetakan Maktab al Islami:
سألته عن الرجل يمس منبر النبي صلى الله عليه وسلم ويتبرك بمسه ويقبله ويفعل بالقبر مثل ذلك أو نحو هذا يريد بذلك التقرب إلى الله عز وجل فقال لا بأس بذلك
Saya bertanya kepadanya (Ahmad bin Hanbal) tentang orang yang menyentuh mimbar Nabi Saw, dan mencari berkah dengan menyentuh dan menciumnya, dan melakukan hal yang sama ke kuburan beliau, atau hal seperti itu, dgn tujuan mendekatkan diri dan mencari berkah dari Allah, ia (Ahmad) mengatakan: "Tidak apa-apa dengan hal itu".
Imam Adz-Dzahabi membenarkan pendapat Imam Ahmad tersebut. Bahkan menyatakan secara jelas bahwa yang mengingkarinya adalah Khawarij dan Ahlu Bid'ah. Imam ad-Dzahabi berkata :
قال عبد الله بن أحمد : رأيت أبي يأخذ شعرة من شعر النبي ، صلى الله عليه وسلم ، فيضعها على فيه يقبلها . وأحسب أني رأيته يضعها على عينه ، ويغمسها في الماء ويشربه يستشفي به . ورأيته أخذ قصعة النبي ، صلى الله عليه وسلم فغسلها في حب الماء ، ثم شرب فيها ورأيته يشرب من ماء زمزم يستشفي به ، ويمسح به يديه ووجهه . قلت : أين المتنطع المنكر على أحمد ، وقد ثبت أن عبد الله سأل أباه عمن يلمس رمانة منبر النبي ، صلى الله عليه وسلم ، ويمس الحجرة النبوية ، فقال : لا أرى بذلك بأسا . أعاذنا الله وإياكم من رأي الخوارج ومن البدع
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata : "Aku telah melihat ayahku mengambil sehelai rambut Nabi Saw kemudian meletakkannya dimulutnya dan menciuminya. Aku juga melihatnya meletakkan rambut itu di tengah-tengah kedua matanya kemudian beliau mencelupkannya ke dalam air dan meminum airnya untuk dijadikan obat dengannya. Aku juga pernah melihat ayahku mengambil wadah berisi rambut Nabi Saw lalu ayahku mencucinya di dalam kantong air kemudian meminum dengannya. Aku juga melihat ayahku minum air zamzam berharap sembuh dengannya dan mengusapkannya ke kedua tangan dan wajahnya. Aku (imam Adz-Dzahabi) katakan “Adakah orang berlebihan yang memungkiri imam Ahmad ? Sungguh telah tetap bahwasanya Abdullah telah bertanya pada ayahnya (Imam Ahmad) tentang orang yang menyentuh pegangan mimbar Nabi Saw dan juga menyentuh kamar Nabi Saw, maka ayahku menjawab “ yang demikian itu tidak apa-apa “, semoga kami dan kalian dilindungi Allah dari RO’YU (pemahaman ) KHAWARIJ dan dari pemahaman Ahli BI’DAH “.(Siyar A’lam an-Nubala : 11/212 CET Muasasah ar Risalah Bairut tahqiq Shalih as Samr)
Perhatikan dengan jelas penjelaskan diatas, sangat terang seterang matahari di siang hari. Oleh karena itu, pengikut wahabi yang anti tabarruk sebenarnya khawarij. Mereka beragama dengan cara khawarij. Umumnya dikantor-kantor / perusahaan mudah ditemui orang-orang berwatak khawarij ini karena mereka awalnya memang dangkal ilmu agamanya kemudian terpengaruh pemikiran wahabi.
(Muslimedia-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email