Sebuah organisasi kemanusiaan telah
memperingatkan penutupan sebuah rumah sakit besar di ibukota Yaman,
Sana’a dalam waktu dekat karena kekurangan pasokan medis akibat serangan
udara Arab sejak akhir Maret.
“Kekurangan bahan bakar dan pasokan medis bisa memaksa rumah sakit al-Sabeen tutup dalam waktu 48 jam,” Save the Children mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Minggu (31/8/15).
Organisasi itu mengatakan bahwa rumah sakit di daerah itu adalah fasilitas utama bagi anak-anak dan wanita hamil dalam memberikan pelayanan kepada sekitar tiga juta orang.
“Rumah sakit sepenuhnya kehabisan cairan IV, anestesi, tes transfusi darah, Valium untuk mengobati kejang dan terapi makan bagi anak-anak yang menderita gizi buruk,” kata pernyataan itu, mengutip wakil manager rumah sakit Halel al-Bahri.
Kelompok ini memperingatkan bahwa sebanyak 15,2 juta warga Yaman kekurangan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar, yang berarti meningkat 40 persen dibandingkan Maret.
Laporan ini lebih lanjut mengatakan bahwa lebih dari setengah juta anak-anak diperkirakan menderita kekurangan gizi akut berat tahun ini, dan terjadi peningkatan 150 persen penerimaan rumah sakit bagai anak kekurangan gizi sejak Maret.
“Sangat penting bahwa obat-obatan yang cukup, persediaan dan bahan bakar yang mampu masuk ke negara itu, jika jumlah anak meninggal akibat penyakit yang dapat diobati hanya akan mendapatkan lebih besar,” kata Edward Santiago, direktur Save Children Yaman.
Arab Saudi melancarkan serangan militer Yaman pada 26 Maret – tanpa mandat PBB – dalam upaya untuk melemahkan gerakan Houthi Ansarullah dan untuk mengembalikan kedudukan mantan Presiden Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi, yang adalah sekutu setia Riyadh.
Lebih dari 4.300 orang telah kehilangan nyawa dalam konflik Yaman sejak akhir Maret, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Namun sumber lokal Yaman, mengatakan angka kematian jauh lebih tinggi. []
(Mahdi-News/ABNS)
“Kekurangan bahan bakar dan pasokan medis bisa memaksa rumah sakit al-Sabeen tutup dalam waktu 48 jam,” Save the Children mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Minggu (31/8/15).
Organisasi itu mengatakan bahwa rumah sakit di daerah itu adalah fasilitas utama bagi anak-anak dan wanita hamil dalam memberikan pelayanan kepada sekitar tiga juta orang.
“Rumah sakit sepenuhnya kehabisan cairan IV, anestesi, tes transfusi darah, Valium untuk mengobati kejang dan terapi makan bagi anak-anak yang menderita gizi buruk,” kata pernyataan itu, mengutip wakil manager rumah sakit Halel al-Bahri.
Kelompok ini memperingatkan bahwa sebanyak 15,2 juta warga Yaman kekurangan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar, yang berarti meningkat 40 persen dibandingkan Maret.
Laporan ini lebih lanjut mengatakan bahwa lebih dari setengah juta anak-anak diperkirakan menderita kekurangan gizi akut berat tahun ini, dan terjadi peningkatan 150 persen penerimaan rumah sakit bagai anak kekurangan gizi sejak Maret.
“Sangat penting bahwa obat-obatan yang cukup, persediaan dan bahan bakar yang mampu masuk ke negara itu, jika jumlah anak meninggal akibat penyakit yang dapat diobati hanya akan mendapatkan lebih besar,” kata Edward Santiago, direktur Save Children Yaman.
Arab Saudi melancarkan serangan militer Yaman pada 26 Maret – tanpa mandat PBB – dalam upaya untuk melemahkan gerakan Houthi Ansarullah dan untuk mengembalikan kedudukan mantan Presiden Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi, yang adalah sekutu setia Riyadh.
Lebih dari 4.300 orang telah kehilangan nyawa dalam konflik Yaman sejak akhir Maret, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Namun sumber lokal Yaman, mengatakan angka kematian jauh lebih tinggi. []
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email