Kepala badan inteligen Israel menyatakan, hubungan Tel Aviv dengan Arab Saudi, Emirat Arab, dan negara-negara Arab kawasan Teluk Persia semakin meluas.
Begitu pernyataan ini disampaikan oleh Hartsi Halevi selaku kepala badan inteligen Israel seperti dilansir oleh Ra’y Al-Yawm kemarin.
“Kami dan negara-negara Ahli Sunnah memiliki banyak kepentingan bersama. Ini adalah kesempatan baik bagi Israel dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Halevi.
Sehubungan dengan Turki, Halevi menegaskan Ankara memiliki keinginan menggebu untuk membangun hubungan dengan Tel Aviv. Akan tetapi, kita sekarang sedang menghadapi gerakan agama radikal di Turki.
Halevi ketika hadir dalam pertemuan yang diselenggarakan di Universitas Tel Aviv memperingatkan instabilitas Tepi Barat lantaran posisi lemah Mahmud Abbas, kepala otoritas Palestina, dan pertikaian politik di badan internal Palestina.
“Tahun 2017 adalah tahun instabilitas dalam otoritas Palestina, dan banyak tokoh akan memprotes kepemimpinan Abu Mazin. Hamas akan merealisasikan prestasi-prestasi anti Mahmud Abbas. Dan masalah ini akan menciptakan tantangan bagi Israel,” ujar Halevi.
Ketika menanggapi krisis Suriah, Halevi menekankan, “Eropa akan mencapai kesepakatan tentang krisis Suriah. Akan tetapi, sangat kecil kemungkinan kesepakatan ini bisa dijalankan, kecuali apabila kerja sama Amerika dan Rusia terwujud.”
Menurut Halevi, kelompok teroris ISIS sudah melemah dan kawasan kekuasaan mereka sudah mulai berkurang. Jika ISIS melemah, maka Hizbullah akan unggul di Suriah. “Dan hal ini bukanlah sebuah berita bagus bagi Israel,” ujarnya.
(Ra’y-Al-Yawm/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email