Perwakilan walifaqih dan Imam Jumat Provinsi Kermanshah menjelaskan bahwa bila pada diri kita terdapat ketaqwaan dan bashirat maka hal itu memugkinkan itu berinteraksi dengan banyak perkaran dan mengaturnya dengan baik. Kalau kita menerima pekerjaan dan tanggungjawab demi Allah maka hal itu menjadi tidak ada perbedaan antara tinggi rendahnya pekerjaan.
Shabestan News Agency, pada hari ini (25/5) bertepatan dengan upacara lepas sambut pimpinan umum tabligh Islam di provinsi Kerman, Iran, Hujjatul Islam wal Muslimin Sayid Yahya Jakfari selaku perwakilan walifaqih dan imam ju'mat provinisi itu mengatakan pergantian dan perubahan tempat tugas merupakan perkara biasa dan alami.
Dia mengharapkan agar pimpiman sebelumnya Hujjatu Islam wal Muslimin Arabibur dapat memanfaatkan potensi dan kemampuannya di tempat-tempat lainnya, digantikan oleh pimpinan baru Hujjatul Islam Jalali.
Dijelaskan Yahya Jakfari, seandainya kita memiliki ketaqwaan dan bashirat maka banyak perkara dan urusan bisa diselesaikan dan diatur dengan baik. Tentu ada saja yang menilai adanya kekurangan pada seseorang pimpinan, dan itu merupakan hal biasa.
“Kita tidak mengenal ada orang sebaik Rasulullah dan Imam Ali as, namun disana juga ada pihak yang tidak senang terhadap mereka, terakhir Amiril Mukminin mencapai kesyahidannya gara-gara mengurus perkara keummatan itu,” terang dia.
Pada waktu pemerintahan Ali bin Abi Thalib, terang imam Jumat Kerman, terdapat usulan dan tawaran agar jabatan Muawiyah tidak dicabut agar pemerintahannya menjadi lebih kuat dan tenang. Namun Imam Ali as saat itu mengatakan bahwa dirinya tidak akan membiarkan walau sejenak saja orang-orang yang tidak layak untuk menjadi pemimpin di kota Syam, Damaskus.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email