Pesan Rahbar

Home » » Melihat Suasana Politis Jumatan di Iran

Melihat Suasana Politis Jumatan di Iran

Written By Unknown on Monday 23 May 2016 | 19:43:00

Berdiskusi dalam khalaqah usai jumatan (Foto: Detikom)

Mungkin Jumatan di Iran tergolong yang paling unik di dunia. Selain mengajak jamaah untuk amar ma’ruf dan nahi munkar, Jumatan di Iran diwarnai suasana politis.

Di Kota Suci Qum, ibadah salat Jumat pada Jumat 6 Maret lalu diisi khutbah yang antara lain juga menyinggung situasi perundingan masalah nuklir Iran yang sedang berlangsung di Swiss. Selain itu, khatib juga mengutuk sikap PM Israel Netanyahu yang sehari sebelumnya berpidato di depan Senat AS terkait dengan keberatannya terhadap perundingan nuklir itu.

Seusai salat, terdengar suara ajakan mengutuk Israel dan AS. ‘Mampuslah Israel. Mampuslah Amerika!” teriak jamaah bersama-sama.

Jumat adalah hari libur di Iran. Ibadah salat Jumat yang berlangsung di Masjid Sayyidah Fatimah Ma’sumah, pusat Kota Santri Qum, itu dihadiri sekitar lima ribu jamaah, lelaki dan perempuan. Segera setelah ibadah Jumat berakhir, para jamaah berkumpul dengan keluarga atau teman mereka. Sementara itu, ribuan santri yang berasal dari pesantren-pesantren yang banyak di Qum berdiskusi dalam khalaqah (kelompok-kelompok) kecil dengan para guru mereka.

Sikap para ulama di masjid-masjid itu sejalan dengan sikap pemerintah Iran, yang secara jelas tampak dalam berbagai media Iran. Di televisi, misalnya, berita dan running text yang muncul menyebutkan kaitan AS dalam pembentukan ISIS.

Qum merupakan salah satu kota suci Muslimin di Iran. Kota suci lain adalah Masyhad, tempat dimakamkannya Imam Ali Ridho, cucu kedelapan Rasulullah saw. Di dekat Masyhad, tepatnya di wilayah Tus, juga dimakamkan Imam Ghazali, salah seorang tokoh filsafat Sunni.

(Detikom/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: