Sampah-sampah ini belum termasuk 28 ribu bangkai domba yang disembelih dalam dua hari pertama puasa.
Pemborosan makanan selama bulan Ramadan kembali terjadi di Mekah, Arab Saudi. Pemerintah kota setidaknya sudah mengumpulkan 5.000 ton makanan sisa hanya dalam tiga hari pertama Ramadan.
Menurut satu laporan, warga Saudi menghabiskan 20 miliar riyal untuk belanja di bulan Ramadan. Uang belanja ini naik lebih dari tiga kali lipat dibandingkan yang dihabiskan dalam bulan-bulan sebelumnya sebesar 6 miliar riyal.
Pejabat kota Osama Al-Zaituny mengatakan kepada Arab News, seperti dikutip Dream.co.id, Minggu, 6 Juli 2014 sampah itu belum termasuk 28.000 bangkai domba dalam dua hari.
Pemerintah kota saat ini telah memasang 45 kompresor sampah di pusat kota dekat Masjidil Haram. Sementara 8.000 tukang sampah disiagakan selama bulan puasa ini.
Departemen Perdagangan dan Industri mengaku prihatin dengan besanya sampai makanan yang 45 persen berupa sisa-sisa makanan. Terlebih lagi, 80 persen dari makanan tersebut disiapkan secara tidak sehat.
Sebuah studi oleh King Saud University memperkirakan 4.500 ton makanan terbuang setiap hari di Arab Saudi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 persen dari 4 juta hidangan disiapkan setiap hari selama bulan Ramadan berakhir menjadi sampah, yang bernilai 1,2 juta riyal. Ahli sosiologi menilai kondisi ini sebagai 'perilaku yang tidak dapat diterima.'
Kerajaan Arab Saudi selama ini memang dikenal sebagai pengimpor makanan terbesar sekaligus negara paling boros di dunia.
Mengumpulkan sampah makanan di bulan Ramadan adalah tugas yang berat, lebih berat dari bulan-bulan lainnya.
Pejabat dari Kementerian Urusan Islam telah mendesak masyarakat untuk memasak makanan kecil untuk buka puasa untuk mencegah pemborosan. Namun Kementerian mendistribusikan lebih dari 10.000 makanan buka puasa setiap harinya di provinsi-provinsi bagian timur.
Para ahli mengatakan bahwa orang cenderung membeli lebih banyak makanan daripada yang mereka butuhkan di bulan Ramadan. Mereka juga memasak makanan baru setiap hari daripada mengkonsumsi sisa makanan untuk sahur atau berbuka puasa keesokan harinya.
Selain itu, banyak orang di Saudi menyumbangkan terlalu banyak makanan selama bulan suci, yang juga mengakibatkan pemborosan.
Makanan terbuang diperkirakan mencapai 1,3 miliar ton senilai 2,8 miliar riyal di seluruh dunia.
(Arab-News/Dream/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Menu Makanan Jelang Berbuka Puasa
Pemborosan makanan selama bulan Ramadan kembali terjadi di Mekah, Arab Saudi. Pemerintah kota setidaknya sudah mengumpulkan 5.000 ton makanan sisa hanya dalam tiga hari pertama Ramadan.
Menurut satu laporan, warga Saudi menghabiskan 20 miliar riyal untuk belanja di bulan Ramadan. Uang belanja ini naik lebih dari tiga kali lipat dibandingkan yang dihabiskan dalam bulan-bulan sebelumnya sebesar 6 miliar riyal.
Pejabat kota Osama Al-Zaituny mengatakan kepada Arab News, seperti dikutip Dream.co.id, Minggu, 6 Juli 2014 sampah itu belum termasuk 28.000 bangkai domba dalam dua hari.
Pemerintah kota saat ini telah memasang 45 kompresor sampah di pusat kota dekat Masjidil Haram. Sementara 8.000 tukang sampah disiagakan selama bulan puasa ini.
Departemen Perdagangan dan Industri mengaku prihatin dengan besanya sampai makanan yang 45 persen berupa sisa-sisa makanan. Terlebih lagi, 80 persen dari makanan tersebut disiapkan secara tidak sehat.
Sebuah studi oleh King Saud University memperkirakan 4.500 ton makanan terbuang setiap hari di Arab Saudi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 persen dari 4 juta hidangan disiapkan setiap hari selama bulan Ramadan berakhir menjadi sampah, yang bernilai 1,2 juta riyal. Ahli sosiologi menilai kondisi ini sebagai 'perilaku yang tidak dapat diterima.'
Kerajaan Arab Saudi selama ini memang dikenal sebagai pengimpor makanan terbesar sekaligus negara paling boros di dunia.
Mengumpulkan sampah makanan di bulan Ramadan adalah tugas yang berat, lebih berat dari bulan-bulan lainnya.
Pejabat dari Kementerian Urusan Islam telah mendesak masyarakat untuk memasak makanan kecil untuk buka puasa untuk mencegah pemborosan. Namun Kementerian mendistribusikan lebih dari 10.000 makanan buka puasa setiap harinya di provinsi-provinsi bagian timur.
Para ahli mengatakan bahwa orang cenderung membeli lebih banyak makanan daripada yang mereka butuhkan di bulan Ramadan. Mereka juga memasak makanan baru setiap hari daripada mengkonsumsi sisa makanan untuk sahur atau berbuka puasa keesokan harinya.
Selain itu, banyak orang di Saudi menyumbangkan terlalu banyak makanan selama bulan suci, yang juga mengakibatkan pemborosan.
Makanan terbuang diperkirakan mencapai 1,3 miliar ton senilai 2,8 miliar riyal di seluruh dunia.
(Arab-News/Dream/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email