Setelah Perang Dunia II usai, seluruh masyarakat dunia membayangkan bahwa dunia sudah tidak lagi akan menyaksikan kekerasan.
Akan tetapi, hanya berselang lima tahun setelah itu, perang Kores meletus. Setelah itu, Amerika senantiasa menyulut api peperangan.
Pertanyaan yang muncul sekarang adalah sampai di mana pengaruh Iran dalam usaha mempengaruhi kebijakan Amerika sehingga bisa mengambil sikap yang benar dalam rangka berinteraksi dengan dunia?
Pada masa kekuasaan Nicson, Amerika bisa menerima China yang beraliran komunis. Ini adalah sebuah perubahan frontal dalam kebijakan Amerika kala itu.
Pada masa kini, Timur Tengah mengalami aneka ragam krisis seperti Daʻisy, keruntuhan perbatasan geografis Suriah, dan aktifitas negara-negara kecil seperti Qatar dan Emirat Arab. Lalu, apakah Amerika harus menyulut peperangan lagi? Jelas, jawabannya adalah negatif. Amerika telah banyak belajar dari Iran tentang pelajaran diplomasi dan dialog. Bangsa Iran telah berhasil membuktikan kepada dunia bahwa bisa mengalahkan adidaya dunia seperti Amerika hanya dengan kekuatan diplomatik.
Sekarang, para petinggi Amerika sedang berusaha keras untuk menarik simpati rezim Zionis supaya menyadari urgensi kesepakatan nuklir yang diperoleh dengan jalan diplomasi dan dialog. Mungkin, sekarang sudah saatnya mereka harus mengubah kebijakan.
Harus diakui, generasi baru Amerika tidak ingin lagi menerima tindakan-tindakan Israel yang notabene bisa menciptakan krisis sebagaimana pernah dilakukan oleh generasi sebelum mereka. Mereka sekarang sudah sampai pada sebuah kesimpulan bahwa biaya yang harus mereka bayar untuk semua perang ini lebih besar daripada keuntungan yang mungkin diperoleh.
Penulis: Behzad Akhlaqi
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email