Pesan Rahbar

Home » » Jokowi: Pancasila benteng melawan radikalisme dan ekstremisme

Jokowi: Pancasila benteng melawan radikalisme dan ekstremisme

Written By Unknown on Thursday, 2 June 2016 | 21:00:00

Presiden saat memberikan pidato sambutan peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni di gedung Merdeka, Bandung.

Presiden Joko Widodo telah mengumumkan tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila sekaligus sebagai hari libur nasional.

Dalam bagian lain pidatonya, Jokowi mengatakan mensyukuri Indonesia memiliki Pancasila, dan membandingkan kondisi di sejumlah negara yang disebutnya tengah gelisah oleh radikalisme, ekstremisme dan terorisme.

Namun Jokowi tak menyinggung kenyataan, bahwa selama beberapa waktu, Indonesia juga dilanda berbagai masalah terkait terorisme, radikalisme, dan intoleransi agama dan ideologi.

Presiden Jokowi mengumumkan penetapan ahri libur dan Hari lahir Pancasila di gedung Merdeka, Bandung, Rabu (01/06) pagi.

“Dengan keputusan Presiden, tanggal 1 Juni ditetapkan, diliburkan dan diperingati sebagai hari lahir Pancasila,” kata Presiden Jokowi yang disambut tepuk tangan peserta acara.
Acara peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 dihadiri antara lain Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Ade Komarudin, Ketua DPD Irman Gusman, mantan Presiden Presiden Megawati Soekarnoputri, mantan wapres Boediono serta para menteri kabinet.

Kelahiran Pancasila 1 Juni dikaitkan dengan pidato Sukarno dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945. Dalam perkembangannya, materi pidato itu kemudian menghasilkan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945 dan kemudian disepakati sebagai dasar negara dalam rumusan final tanggal 18 agustus 1945.
Penetapan hari lahir Pancasila itu dituangkan dalam Keppres No. 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila yang ditandatangani 1 Juni 2016.


Bersyukur memiliki Pancasila

Dalam bagian lain pidatonya, Jokowi mengatakan mensyukuri Indonesia memiliki Pancasila. Dia kemudian membandingkan kondisi di sejumlah negara yang disebutnya tengah gelisah.

“Termasuk negara maju, saat ini sedang gelisah, saat ini mereka sedang galau, resah. Toleransi mereka terkoyak, solidaritas mereka terbelah, ketertiban sosial mereka terganggu,” kata Presiden.

Penetapan hari lahir Pancasila itu dituangkan dalam Keppres No. 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila yang ditandatangani 1 Juni 2016.

Dia menyebut negara-negara itu ‘terganggu terorisme, ekstrimisme dan radikalisme.’

“Mereka juga goyah dalam mengelola keberagaman dan perbedaan. Mereka sedang mencari referensi dalam menghadapi tantangan itu,” papar Presiden.

Di tengah kegelisahan negara-negara dalam menghadapi tantangan dan tantangan baru, demikian presiden, “kita beruntung mempunyai Indonesia, Indonesia yang berbhineka tunggal ika, Indonesia yang beragam, tapi bisa menjaga toleransi dan kebhinekaan”.

Dia lantas menekankan: “Indonesia yang bisa menjadi referensi negara lain. Dan itu bisa terjadi karena kita mempunyai Pancasila.” Tepuk tangan kemudian membahana di ruangan.

Jokowi tak menyinggung kenyataan, bahwa selama beberapa waktu, Indonesia juga dilanda berbagai masalah terkait terorisme, radikalisme, dan intoleransi agama dan ideologi.

“Pancasila harus diamalkan. Pancasila harus menjadi ideologi yang bekerja. Pancasila harus dijaga kelanggengannya,” ujar Presiden lebih lanjut.

(BBC/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI