Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Hamzah bin Abdul Muthalib. Show all posts
Showing posts with label Hamzah bin Abdul Muthalib. Show all posts

IMAM HASAN : MENOLAK KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN


Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ‘ala muhamamd wa aali muhammad

‘Tidak sama perbuatan yang baik dengan perbuatan yang jahat, tolaklah [kejahatan] dengan apa yang baik, maka orang yang ada permusuhan dengan engkau akan menjadi sahabat yang karib’ (Q.S. Fushilat : 34)
———————————

Seseorang berasal dari Syria datang ke Madinah untuk menziarahi makam Rasululah saaw. Saat berziarah, dia melihat seorang penunggang kuda yang begitu mulia dan hebat serta menarik perhatian. Penunggang kuda itu diikuti oleh pengikutnya dari segala arah, dengan sabar menunggu arahan dari beliau.

Orang Syria itu merasa heran karena terdapat orang selain dari Khalifah Muawiyah yang dikelilingi dan dimuliakan oleh masyarakat. Dia diberitahu bahwa penunggang tersebut adalah al-Hasan ibn Ali ibn Abu Talib. ‘Apakah dia anak Abu Turab, Khariji?! Dia bertanya kepada oarang-orang tersebut. “Benar!” jawab para sahabat Imam Hasan al-Mujtaba.

Mendengar hal itu, diapun kemudian melaknat dan menghina Imam Hasan as, dan ayahandanya al-Imam Ali bin Abi Thalib. Sahabat-sahbat Imam Hasan marah dan menghunus pedang mereka untuk membunuh orang Syria itu, tetapi mereka dilarang oleh Imam Hasan. Tidak hanya itu, Imam Hasan turun dari kudanya, menyambut dengan mesra orang Syria itu, dan dengan cara teramat sopan bertanya kepadanya, ‘Kelihatan anda adalah orang asing di daerah ini?’ ‘Ya’ orang Syria itu menjawab. ‘Saya dari Syria, dan saya adalah pengikut amirul mukminin Muawiyah ibn Abu Sufyan. Sekali lagi al-Hasan menyambutnya dan berkata kepadanya, ‘Kamu adalah tamu saya,’ tetapi orang Syria itu menolak, Namun Imam Hasan terus mendesak untuk menjadi tuan rumah sehingga dia setuju.

Imam Hasan melayani orang tersebut (kebiasaannya selama tiga hari) dengan pelayanan yang terbaik. Pada hari keempat, orang Syria itu mulai menunjukkan tanda-tanda penyesalan dan bertaubat atas kelakuannya yang telah menghina Imam Hasan bin Ali bin Abi Talib. Dia teringat bagaimana dia telah menyumpah dan menghina beliau, sedangkan beliau disini terlalu baik dan pemurah. Dia meminta Imam Hasan dan bermohon kepada beliau untuk memaafkan segala kelakuannya yang lalu.

Dihadapan para sahabatnya, kepada orang Syiria tersebut, Imam Hasan bertanya : “Adakah kamu membaca al-Quran”? “Saya telah menghafal keseluruh teks al-Quran”, jawabnya.

Imam Hasan beratnya kembali : “Tahukah anda siapa Ahlul Bait yang mana Allah telah menghapuskan segala kekotoran dan yang telah disucikan dengan kesucian yang sempurna?”. Org Syiria itu menjawab : “Mereka adalah Muawiyah dan keluarga Abu Sufyan”. Mereka yang hadir disitu amat terkejut mendengar jawaban tersebut.

Imam Hasan tersenyum dan berkata kepada orang itu, ‘Saya adalah Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Ayah saya adalah sepupu dan adik Rasulullah saaw; ibu saya adalah Fatima az-Zahra sayyidat al-nisa al-alamin (pemimpin seluruh wanita di semesta alama); Datuk saya adalah Muhammad Rasululah saaw sayyid al-anbiya (pemimpin seluruh nabi). Paman saya adalah Hamzah dan Jafar al-Tayyar as-Syahid. Kami adalah Ahlul Bait yang Allah swt telah sucikan dalam kitabnya ‘Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai ahlul bait dan mensucikan kamu sesuci-sucinya’ (Q.S. al-Ahzab : 33), dan Allah limpahkan kebaikan kepada kami. Pada kami lah Allah dan para malaikat-Nya berselawat, dan memerintahkan kaum Muslimin supaya berselawat kami, ‘Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersalawat kepada Nabi, hai orang-orang beriman sampaikanlah salawat dan salam kepadanya’. Aku dan adik saya Husain as adalah pemimpin para pemuda di surga”, ungkap Imam Hasan as.

Kemudian Imam Hasan menjelaskan satu persatu kemuliaan Ahlul Bait Nabi saaw, dan mengenalkannya kebenaran kepadanya. Mendengar semua penuturan Imam Hasan as, orang Syria itu pun dapat melihat cahaya kebenaran, maka dia menangis dan terus mencium tangan Imam Hasan dan meminta maaf atas kesalahannya. Dia berkata, ‘Demi Allah, Tuhan yang Maha Esa! Saya memasuki Madinah dan tiada siapa dimuka bumi ini yang saya benci malainkan kamu, tetapi sekarang saya mencari kedekatan kepada Allah swt dengan mencintai kamu, patuh kepada kamu, dan menjauhkan diri dari mereka yang memusuhi kamu’

Imam al-Hasan menghadap kepada para sahabatnya dan berkata, ‘Apakah kamu mahu membunuhnya walaupun dia tidak bersalah? Jika dia telah mengetahui yang sebenarnya, tentu dia tidak menjadi musuh kita. Kebanyakkan Muslim di Syria adalah orang seperti dia yang mendapat informasi keliru. Jika mereka mengetahui informasi yang sebenarnya, mereka akan mengikutinya.’ Kemudian beliau membacakan ayat yang berbunyi: ‘Tidak sama perbuatan yang baik dengan perbuatan yang jahat, tolaklah [kejahatan] dengan apa yang baik, maka orang yang ada permusuhan dengan engkau akan menjadi sahabat yang karib’ (Q.S. Fushilat : 34)

Ghadir Khum: KHOTBAH ZAINAB AL-QUBRA DI HADAPAN YAZID BIN MUAWIYYAH

Oleh: Ahmad Fitriansyah,  Ahirah Aisyah



Berikut adalah khotbah Zainab al Qubra, cicit Rasulullah, yang menjadi tawanan Yazid bin Muawiyah. Khotbah langsung diucapkan beliau di hadapan Yazid:
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah dan seluruh keluarganya. Maha benar Allah yang berfirman: ‘Kemudian akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah azab yang lebih buruk. Mereka mendustakan ayat-ayat Allah. Mereka selalu memperolok-olokkannya.’


Apakah engkau mengira, wahai Yazid, saat engkau mengejar-ngejar kami di muka bumi, menggiring kami bagaikan budak-budak, bahwa yang demikian itu karena kami hina dan engkau mulia di hadapan Allah?

Apakah engkau mengira bahwa karena kedudukanmu, hidungmu menjadi berkembang dan engkau memandang kami dengan sebelah mata?


Engkau bersuka cita karena melihat kekayaan dunia ini terkumpul di sisimu, segala urusan menjadi mudah bagimu melalui perampasan harta dan kekuasaan kami.

Celaka, celaka, engkau!
Engkau telah melupakan firman Allah: ‘Janganlah sekali-kali orang-orang kafir mengira bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka. Bagi mereka azab yang menghinakan.’


Apakah adil, wahai anak Thulaqa (orang-orang tawanan yang dibebaskan oleh Rosulullah dalam peristiwa penaklukan Mekkah)!


Caramu menakut-nakuti orang-orang yang telah memberimu kebebasan dan menggiring puteri-puteri Rasulullah sebagai tawanan!


Engkau telah merobek-robek pakaian mereka.
Memperlihatkan wajah mereka dari satu negeri ke negeri lain.
Engkau seret mereka di tengah kaum lelaki dan para pejalan kaki, sehingga mereka menjadi tontonan orang dari jauh dan dari dekat, tanpa ada seorang pun yang melindungi mereka.

Lalu apa yang bisa diharapkan dari orang yang mulutnya mengunyah-ngunyah hati-hati orang-orang suci (nenek Yazid, Hindun, yang membunuh paman Rosulullah, Hamzah, dan kemudian memakan hatinya) dan yang dagingnya tumbuh dari darah para syuhada?”


“Cukuplah bagimu Allah sebagai Hakim, Rasulullah sebagai lawan dan Jibril sebagai musuh. Kelak akan diketahui bagaimana penindasan yang muncul dari kedudukanmu. Sungguh buruk balasan bagi oang-orang yang zalim. Alangkah buruknya tepat kedudukanmu dan alangkah sesatnya tindakanmu.
Anggapan rendahku terhadap nilai dirimu dan kejahatanmu yang aku besar-besarkan, bukanlah kumaksudkan sekedar tuduhan kosong. 


Setelah engkau biarkan mata kaum muslimin bengkak karena tangis, dada mereka sesak ketika mengingatnya…. teruskan tipu dayamu. Kerahkan seluruh kemampuanmu.


Demi Allah yang telah memuliakan kami dengan wahyu, al-kitab, kenabian dan pemilihan diri kami.
Sungguh engkau tidak akan memahami ketinggian kami, tak mungkin bisa mencapai tujuan kami, dan tak mungkin bisa membungkam zikir kami.

Pengotoranmu terhadapnya tak mungkin bisa dibersihkan dari dirimu.
Sungguh, pandanganmu tak lebih dari sekedar kesesatan. Hari-harimu tak lain adalah hitungan. Kekayaan yang engkau kumpulkan tak lebih hanyalah kesia-siaan, ketika kelak ada seorang yang mengumumkan bahwa laknat Allah itu diperuntukkan bagi orang zalim yang melanggar ketentuan Allah…!"
[Al-Majalis Al-Saniyyah, Hlm146]
.

Terkait Berita: