Kelahirannya membuka ufuk baru keimanan, persaudaraan, ketenteraman dan keakraban dalam hati umat manusia. Al-Masih berasal dari benih suci yang kehadirannya membawa kasih sayang dan kelembutan. Ia datang untuk memberantas kebodohan serta untuk menyebar cahaya keimanan. Ketika Maryam mendengar berita kehamilannya, ia merasa sedih. Namun penjelasan dari Allah swt dapat kembali menenangkan hatinya. Malaikat Jibril kepada Maryam berkata: “Demikianlah. Tuhanmu berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku, agar Kami dapat menjadikannya (Isa) sebagai rahmat dari Kami dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.” (Surah Maryam: 21).
Isa Al-Masih as yang lahir atas mukjizat ilahi, datang dengan bekal penuh cahaya dan pesan dari langit. Allah swt berfirman, “Wahai Isa! Aku adalah tuhanmu… Satu-satunya Yang Menciptakan Segala Sesuatu… Ucapkanlah dzikir Ku dengan lidahmu, dan peliharalah kecintaan terhadap-Ku dalam hatimu. Wahai Isa! Kau adalah masih atas perintah-Ku, melalui ijin-Ku kau dapat menciptakan sesuatu dari tanah liat dan berkat ijin-Ku kau dapat menghidupkan orang yang mati… Wahai Isa! Kau telah diberkati pada masa kecil dan dewasa dan selalu akan diberkati di setiap tempat. Bertawakallah kepada-Ku sehingga Aku akan mencukupimu.”
AlQuran menceritakan kisah-kisah para nabi dengan sangat indah dalam ayat-ayatnya. Menurut Al-Quran, semua nabi diutus untuk menyerukan penghambaan kepada Allah yang Maha Esa serta menegakkan keadilan dan kebenaran. Al-Masih dalam Al-Quran adalah hamba pilihan dan nabi agung yang telah menghadapi berbagai cobaan sulit dalam membimbing dan menyelamatkan manusia-manusia yang tersesat. Ayat-ayat Al-Quran dengan menyebutkan beberapa sifat Isa Al-Masih seperti kalimatullah, terpilih, shaleh, dermawan, dan pemberi kabar gembira, menjelaskan betapa agung nabi Allah ini. Ia termasuk di antara orang yang diberi pelajaran tentang Al-Quran dan hikmah dan ia dijadikan sebagai bukti rahmat Allah swt kepada umat manusia.
Nabi Isa as terlahir ke dunia tanpa ayah. Al-Quran menilai kelahiran Nabi Isa Al-Masih sebagai hikmah Allah swt dan ini merupakan mukjizat dari Allah swt. Terdapat ayat-ayat yang menyebutkan berbagai keutamaan Sayyidah Maryam sa, ibu nabi Isa Al-Masih. Ayat-ayat tersebut menyebutkan keutamaan Sayyidah Maryam dengan metode yang sangat lembut serta menilai perempuan mulia ini sebagai wanita suci dan paling unggul di dunia.
Sayyidah Maryam sa dengan hati penuh kecintaan dan akhlak yang mulia, sepanjang hidupnya berupaya menyebarkan ajaran Nabi Musa yang pada waktu itu semakin hari semakin banyak disimpangkan. Ia memerangi berbagai penyimpangan yang terjadi pada masanya dengan amal dan tindakannya. Sama seperti penentangan yang diterima oleh para nabi, Sayyidah Maryam juga menghadapi berbagai rintangan dan gangguan dalam hal ini. Para kaum arogan masa itu, mengganggu dan menyingkirkan Sayyidah Maryam. Namun Nabi Isa Al-Masih dalam setiap kesempatan menyampaikan pesan-pesan kebenaran dari Allah swt. Al-Masih berkata: “Celakalah kalian, yang menjauh dari sorga hanya demi dunia yang hina dan buruk ini, serta kalian yang telah melupakan rasa takut akan hari kebangkitan kelak.”
Hawariyyun atau 12 sahabat setia Nabi Isa Al-Masih, adalah orang-orang pilihan pada masa itu yang mendampingi perjuangan Nabi Isa Al-Masih dalam menegakkan keadilan dan menyerukan kebenaran.
Salam kepada Isa as, salam kepada nabi yang memberikan kabar gembira, kepadanya yang kelak akan kembali ke muka bumi.
Tahun ini, kelahiran Nabi Isa bertepatan dengan peringatan hari gugur syahidnya Imam Husain as di bulan Muharram. Kesyahidan manusia agung yang setiap tahun diperingati selama sepuluh hari atau Asyura. Imam Husain as sama seperti Nabi Isa Al-Masih as yang menorehkan sejarah baru dalam perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan. Imam Husain as adalah cucu kesayangan Rasulullah saaw. Ibunya adalah perempuan mulia di muka bumi yang menurut Rasulullah, beliau adalah penghulu wanita sorga. Dengan demikian Imam Husain as dan Nabi Isa Al-Masih memiliki kesamaan penting yaitu bahwa keduanya adalah putra wanita pilihan Allah swt.
Imam Husain as sama seperti Nabi Isa, kehadiran keduanya dipenuhi dengan kasih sayang dan persahabatan. Kedua insan ini memperhatikan, peduli, dan mencintai umat manusia. Di sisi lain, selain bersikap lemah lembut terhadap kaum papa, pada saat yang sama Imam Husain dan Nabi Isa Al-Masih sangat tegas menentang para kaum durjana. Begitu pula dengan jumlah sahabat, Imam Husain as memiliki sahabat sejati yang sangat sedikit. Keduanya tegar dan kokoh dalam melawan arus kezaliman pada masanya. Keduanya tidak pernah kenal lelah dalam menyeru masyarakat menuju penghambaan kepada Allah swt dan kebahagiaan abadi. Kepada masyarakat yang lalai Imam Husain as berseru: “Apakah kalian tidak melihat bahwa ia tidak bersikap secara benar dan tidak mencegah kebatilan?” Imam Husain di padang Karbala mengorbankan nyawanya melawan kezaliman dan kekufuran demi kebahagiaan umat manusia.
Berbagai persamaan antara Imam Husain as dan Nabi Isa as, membuat sebagian besar peneliti dan cendikiawan Kristen menemukan hakikat agama Allah dalam wujud Imam Husain as. Antoine Bara, seorang pemikir Kristen, menulis sebuah buku berjudul Husain dalam Perspektif Kristen. Buku ini dicetak dan diterbitkan pada tahun 1978 dan kini telah diterjemahkan dalam 17 bahasa dunia. Tidak hanya itu, buku karya Antoine ini juga direkomendasikan untuk dipelajari di lima universitas Barat.
Antoine menyebut Imam Husain as sebagai mutiara agama abadi. Pemikir Kristen ini mengakhiri karyanya dengan ungkapan, “Husain akan selalu hidup dalam hati saya.” Dikatakannya, “Saya menyaksikan banyak kesamaan antara Imam Husain as dan Nabi Isa as. Keduanya memiliki kemiripan dalam perilaku, amal, maupun ucapan. Nabi Isa berkata, “Ketika terjadi kebakaran rumah, api tersebut akan terus melahap satu rumah demi rumah lainnya hingga terjadi kebakaran rumah dalam skala besar. Begitu pula dengan kezaliman, jika sejak awal kezaliman itu dicegah, maka berikutnya tidak akan muncul pemimpin zalim lain.” Dan menurut Antoine, Imam Husain juga bertindak seperti yang telah diucapkan oleh Nabi Isa Al-Masih as.
Menurut Antoine, dua insan mulia ini sangat gigih dalam memperjuangkan kebenaran. Keduanya telah membuka jalan bagi kebahagiaan dan kesejahteraan bagi umat manusia. Dikatakannya, “Saya melihat Imam Husain as sebagai seorang syahid yang tidak memiliki ketamakan terhadap harta dan kekuasaan. Ketika ia melihat bahwa musuh yang zalim itu tidak menerima bimbingan, Imam Husain bersama 70 sahabat setianya melawan ratusan ribu pasukan durjana Ubaidullah bergerak menuju Kufah. Oleh karena itu perjuangan Imam Husain bukan hanya milik umat Islam saja melainkan juga milik setiap orang yang beriman kepada Allah swt dan menginginkan kebebasan di dunia.”